Sabtu, 04 Juli 2015

Salafussholih Generasi Terbaik Sepanjang Zaman

Kata "Salaf" adalah ringkasan dari "Salafussholih" yaitu para pendahulu yang sholih dari kalangan shohabat, tabiin, dan tabiit tabiin.

Singkatnya para shohabat adalah murid-murid Nabi ﷺ, para tabiin adalah murid-murid shohabat, dan tabiit tabiin adalah murid-murid tabiin. Ketiga generasi ini Allah telah meridhoi keimanan mereka dan mengikuti langkah mereka adalah jalan menuju surga. Allah berfirman: 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Dan para pendahulu yang pertama kali (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah telah ridho kepada mereka dan merekapun juga telah ridha kepada Allah. Dan Allah telah menjanjikan bagi mereka itu taman-taman surga yang mengalir di bawah taman-taman itu sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 100)

Muhajirin artinya orang-orang yang hijroh yaitu para shohabat Nabi yang hijroh dari Makkah ke Madinah. Sedangkan Anshor adalah para shohabat Nabi penduduk Madinah yang menyambut kedatangan Muhajirin.

Allah memberitahukan tentang keridhoan-Nya kepada orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshor serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

Al-'Allamah Abdurrohman As-Si'di menjelaskan siapa yang dimaksud, "Orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.." mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalannya para shohabat dalam beraqidah, berkata dan beramal. Mereka itulah yang selamat dari celaan dan mendapat pujian yang tinggi serta kemuliaan yang terbaik di sisi Allah. Dan Allah ridho kepada mereka dan keridhoan Allah merupakan sebesar-besarnya nikmat melebihi kenikmatan surga." (Taisirul Karim hal. 400)

Allah juga mengingatkan tentang orang-orang yang datang setelah Muhajirin dan Anshor di dalam firman-Nya: 

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 

“Dan orang-orang yang datang setelah mereka Muhajirin dan Anshor, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)

Orang-orang yang datang setelah generasi shohabat tiada lain para tabiin. Mereka adalah orang-orang yang istiqomah mengikuti para shohabat dalam keimanan.

Al-‘Allamah Abdurrohman As-Si’di berkata, "Di sini Allah mensifati orang-orang yang datang setelah para shohabat (yaitu para tabiin) dengan keimanan. Sebagaimana ucapan mereka سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ (yang telah beriman lebih dahulu dari kami). Hal itu menunjukkan bahwa mereka semua berkumpul dalam satu keimanan. Para tabiin senantiasa mengikuti jejak para shohabat baik dalam perkara aqidah maupun landasan-landasan iman. Mereka semua adalah Ahlussunnah wal Jamaah yang sesungguhnya.” (Taisirul Karim hal. 852)

Pujian yang Allah abadikan di dalam Al-Qur'an tidak lantas membuat mereka tinggi hati, bahkan mereka mengakui dosa dan menyadari kelemahan diri-diri mereka sendiri sehingga mereka memohon ampun kepada Allah dan saling mendoakan satu sama lain.

Sebab itu Rosulullah ﷺ menyebutkan bahwa para shohabat adalah sebaik-baik manusia yang kemudian diikuti oleh kurun setelahnya:

خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya, kemudian generasi sesudahnya.” (HR. Al-Bukhori 2652 dan Muslim 2533 dari Abdullah bin Mas'ud)

Al-Imam An-Nawawi menjelaskan siapa yang dimaksud generasi dalam hadits di atas. Beliau berkata, "Yang shohih bahwa yang dimaksud generasiku adalah para shohabat, generasi sesudahnya adalah tabiin, dan sesudahnya adalah tabiit tabiin." (Syarh Shohih Muslim 16/85)

Mereka sebaik-baik manusia yakni dalam hal ilmu dan amal. Secara umum mereka generasi terbaik sepanjang zaman meski tidak menutup kemungkinan ada seorang tabii yang lebih berilmu dari sebagian shohabat.

Meski demikian, kedudukan para shohabat lebih utama dan tidak dapat diungguli oleh generasi setelahnya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.

Kita lihat apa yang diucapkan oleh Al-Imam Asy-Syafii tatkala beliau memuliakan para shohabat. Beliau berkata:

هم فوقنا -الصحابة- في كل علم وفقه ودين وهدى وفي كل سبيل ينال به علم وهدى ورأيهم لنا خير من رأينا لأنفسنا

“Mereka para shohabat kedudukannya jauh di atas kita dalam semua ilmu, fiqh, agama, petunjuk dan setiap jalan yang menjadi sebab diraihnya ilmu maupun petunjuk. Pemahaman mereka jauh lebih baik dari pemahaman kita.” (I’lamul Muwaqqi’in 1/80)

Maka siapa saja yang menginginkan kebaikan bagi dirinya wajib atasnya mengikuti jejak para shohabat, tabiin, tabiit tabiin. Seluruh ucapan, pemahaman, pendapat di dalam beragama harus dirujukkan kepada pemahaman mereka para Salafussholih.

Dengan kata lain, beragama sesuai cara beragama para Salaf, baik dalam hal aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, amar ma'ruf nahi munkar, jihad, al-wala' wal baro'.

Lebih jelasnya Al-'Allamah Abul 'Aun Muhammad bin Ahmad As-Safarini mengatakan, “Bahwa yang dimaksud manhaj Salaf adalah cara beragama para shohabat Nabi yang mulia ridhwanullah ‘alaihim, para tabiin, tabiit tabi’in serta para imam ahli hadits yang dikenal keilmuannya dan keistiqomahannya.

Kaum Muslimin mengambil ucapan mereka yang diwarisi dari generasi sebelumnya yang tidak tertuduh oleh kebid’ahan serta tidak dikenal dengan gelaran yang tercela seperti Khowarij, Rofidhoh, Qodariyyah, Murjiah, Jabriyyah, Jahmiyyah, Mu’tazilah, Karromiyyah dan semisal mereka.” (Lawami’ul Anwar 1/20)

Semoga Allah senantiasa memberi tawfiq kepada kita untuk mengikuti jalannya para Salaf, bersabar di atasnya, mengampuni dosa kita, meridhoi kita sebagaimana Allah meridhoi mereka, aamiin.

Fikri Abul Hasan


0 comments:

Posting Komentar