Rabu, 19 Juli 2017

Hakikat Lughowiyyah, Syar'iyyah, 'Urfiyyah

Kata "hakikat" ( حقيقة ) dalam terminologi ushul fiqh artinya lafal yang digunakan sesuai dengan asal maknanya (bukan kiasan). Contohnya seperti kata "Singa" ( أسد ) yang menunjukkan binatang buas yang bertaring. Sedangkan dalam makna kiasan, Singa sebagai sebutan bagi orang yang pemberani.

Syaikh Al-'Allamah Al-'Utsaimin menjelaskan, "Hakikat ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu lughowiyyah, syar’iyyah, 'urfiyyah. 

Hakikat Lughowiyyah:

اللفظ المستعمل فيما وضع له في اللغة

"Lafal yang digunakan sesuai makna asalnya yang diletakkan menurut bahasa."

Contohnya seperti sholat, secara bahasa hakikat sholat adalah doa, maka dalam konteks ini pengertiannya dikembalikan menurut perkataan ahli bahasa.

Hakikat Syar’iyyah:

اللفظ المستعمل فيما وضع له في الشرع

"Lafal yang digunakan sesuai makna asalnya yang diletakkan menurut syariat."

Contohnya hakikat sholat menurut syariat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Maka pengertian sholat di sini dikembalikan menurut perkataan ahli syariat.

Hakikat ‘Urfiyyah:

اللفظ المستعمل فيما وضع له في العرف

"Lafal yang digunakan sesuai makna asalnya yang diletakkan menurut ‘urf (adat dan kebiasaan)."

Contohnya seperti kata "Ad-Dabbah" ( الدابة ), makna ad-dabbah menurut ‘urf adalah hewan yang berkaki empat, maka pengertiannya dikembalikan menurut ahli ‘urf.

Faidah mengetahui klasifikasi hakikat ini adalah agar kita dapat membawa setiap lafal kepada makna yang sesuai hakikatnya dan sesuai dengan penggunaannya. Bila dalam penggunaan ahli bahasa maka lafal dibawa kepada hakikat lughowiyyah, sedangkan dalam penggunaan syariat maka dibawa kepada hakikat syar’iyyah, dan dalam penggunaan ‘urf maka dibawa kepada hakikat 'urfiyyah." (Al-Ushul min 'Ilmil Ushul hal. 15)

Kerancuan yang terjadi pada sebagian orang dalam berislam salah satu penyebabnya adalah karena tidak menempatkan lafal pada masing-masing tempatnya. Seperti pengertian sholat dalam syariat dibawa kepada makna bahasa, sehingga dia meninggalkan sholat dan hanya sekedar doa atau 'eling' semata. Padahal Nabi shollallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat." 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar