Senin, 22 Februari 2021

Jangan Keliru Memohon Syafaat

Syafaat Nabi ﷺ pada hari kiamat adalah ketetapan yang disebutkan dalam banyak hadits-hadits shohih dan hal ini telah disepakati oleh para ulama. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali ahli bid'ah.

Namun perlu kita ketahui, bahwa memohon syafaat hanya ditujukan kepada Allah semata karena semua syafaat hanya milik Allah ta'ala yaitu dengan berdoa:

اللهم شفع فينا نبيك

(Alloohumma syaffi' fiinaa nabiyyak) “Ya Allah terimalah syafaat Nabi-Mu untuk kami.”

Hanya Allah semata yang membukakan dan mengilhamkan Nabi-Nya ﷺ sehingga beliau memberi syafaat kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

Maka syafaat itu akan diperoleh apabila terpenuhi syarat-syaratnya. Para ulama menyebutkan yaitu Allah mengizinkan pemberi syafaat dan meridhoi orang yang diberi syafaat. 

Dalilnya firman Allah ta'ala, “Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya.” (Al-Baqoroh: 255)

Allah juga berfirman, “Dan betapa banyak para Malaikat di langit yang syafaat mereka tidak berguna sedikitpun, kecuali setelah Allah mengizinkan bagi orang yang Dia kehendaki dan Dia ridhoi.” (An-Najm: 26)

Adapun memohon syafaat kepada Nabi ﷺ setelah beliau wafat maka para ulama mengatakan ini perbuatan syirik besar. Seperti yang diucapkan sebagian orang seraya berdoa, "Wahai Rosulullah ﷺ berikanlah syafaatmu kepadaku di hari kiamat".

Allah ta'ala telah mengingatkan, 

أم اتخذوا من دون الله شفعاء قل أولو كانوا لا يملكون شيئا ولا يعقلون قل لله الشفاعة جميعا 

"Bahkan mereka mengambil pemberi syafaat selain Allah. Katakanlah, "Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatu pun dan tidak berakal? Katakanlah, hanya milik Allah syafaat itu semuanya." (Az-Zumar: 43-44)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar