Sabtu, 02 Januari 2021

Esensi Niat

Kedudukan niat menentukan kualitas suatu amalan. Sebanyak apapun amalan bila tidak dilandasi niat maka tidak akan berguna di sisi Allah. 

Hal ini telah diingatkan oleh Rosulullah ﷺ:

إنما الأعمال بالنيات 

"Hanyalah nilai setiap amalan itu bergantung dengan niatnya.." (HR. Al-Bukhori 1 dan Muslim 1907)

Namun yang dimaksud niat bukanlah mengucapkan nawaitu (aku berniat), tetapi lebih daripada itu, ia adalah kesadaran hati seiring pembukaan dari Allah. Kadang mudah dalam suatu kesempatan, kadang sulit pada kesempatan yang lain. 

Mudah bagi siapa saja yang Allah mudahkan karena hatinya lebih dekat kepada Allah. Sulit bila muatan hatinya dipenuhi oleh gemerlap dunia. 

Suatu ketika Ibnu Umar mendengar seseorang mengucapkan di dalam ihromnya:

اللهم إني أريد الحج أو العمرة 

"Ya Allah, sesungguhnya aku ingin menunaikan haji atau umroh."

Maka Ibnu Umar berkata, "Apakah engkau sedang mengajari orang-orang? Bukankah Allah mengetahui niat yang ada di dalam hatimu?" (Riwayat Al-Baihaqi 5/40)

Dari sini kita mengetahui, bahwa niat tempatnya di hati berupa tekad yang kuat dan yang dicari hanya keridhoan Allah.

Ditinjau dari jenisnya, niat terbagi menjadi dua macam yaitu "niyyatul 'amal" (niat amal) dan "niyyatul ma'mul lahu" (niat ma'mul).

Niat amal untuk membedakan kebiasaan dengan ibadah. Contohnya seperti mandi junub dengan mandi sehari-hari keduanya dibedakan oleh niat.

Niat amal juga membedakan antara ibadah yang satu dengan ibadah yang lain seperti sholat sunnah qobliyyah shubuh dengan sholat shubuh keduanya sama-sama dua rokaat dan dikerjakan di waktu yang sama sedangkan yang membedakannya adalah niat.

Sedangkan niat ma'mul terkait keikhlasan hati yaitu beribadah murni niatnya hanya mengharap keridhoan Allah bukan keridhoan manusia. 

Niat amal umumnya sering dijumpai dalam literatur fiqh dan ini kebanyakannya ucapan para fuqoha. Adapun niat ma'mul ini yang sering disinggung oleh para Salaf.

Seluk beluk niat termasuk menu utama yang harus dipelajari oleh para tholabatul ilmi. Yahya bin Abi Katsir menasihatkan:

تعلموا النية فإنها أبلغ من العمل

"Pelajarilah oleh kalian niat karena ia lebih menyampaikan kepada tujuan daripada amalan." (Hilyatul Awliya' 3/70)

Semoga Allah meluruskan niat kita dan memudahkannya karena kita hanya berada di antara dua golongan sebagaimana yang telah Allah peringatkan:

منكم من يريد الدنيا ومنكم من يريد الآخرة

"Di antara kamu ada yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada yang menghendaki akhirat." (Ali-'Imron: 152)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar