Sabtu, 02 Januari 2021

Awal Mula Kesyirikan Berlebih-lebihan Mengagungkan Orang Sholih

Kaumnya Nabi Nuh dulunya berlebih-lebihan mengagungkan orang sholih dengan menggambar wajah mereka, memahat patung mereka, hingga akhirnya menjadi objek sesembahan selain Allah.

Hal ini telah Allah ingatkan di dalam firman-Nya:

لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا 

"Dan mereka berkata, "Janganlah sekali-kali kamu tinggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu tinggalkan penyembahan (terhadap berhala) Wadd, jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr." (Nuh: 23)

Sikap berlebih-lebihan semacam ini juga menimpa orang-orang Yahudi tatkala mereka berlebih-lebihan mengagungkan Uzair hingga diklaim sebagai anak Allah. 

Begitu juga dengan orang-orang Nashoro yang berlebih-lebihan mengagungkan Nabi Isa 'alaihissalam hingga mengangkat kedudukannya mencapai derajat ketuhanan.

Di antara umat Islam ada juga yang meniru jejaknya orang-orang Yahudi dan Nashoro yang berlebih-lebihan mengagungkan orang sholih dengan menggambar wajahnya, mengultuskannya, mengeramatkan kuburannya.

Semua itu bentuk perbuatan ghuluw (berlebih-lebihan) yang telah Allah peringatkan di dalam Al-Qur'an:

لا تغلوا في دينكم

"Janganlah kamu berlaku ghuluw di dalam agamamu." (An-Nisa': 171)

Allah juga mengingatkan:

اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah." (At-Taubah: 31)

Rosulullah ﷺ sendiri juga sudah mewanti-wanti umatnya:

لا تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم؛ إنما أنا عبد فقولوا: عبد الله ورسوله

"Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam mengagungkanku seperti orang-orang Nashoro berlebih-lebihan mengagungkan Isa bin Maryam. Aku ini hanyalah hamba Allah dan Rosul-Nya." (HR. Al-Bukhori 3445)

Beliau ﷺ juga mengingatkan:

إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين

"Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan dalam beragama karena yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan." (HR. An-Nasa'i 3057, Ibnu Majah 3029 dishohihkan Syaikh Nashir "Shohihul Jami'" 2680)

Syaithon memang tidak sekali jadi menjerumuskan manusia ke dalam jurang kemusyrikan tetapi dia lakukan secara bertahap. Dan awal mula terjadinya kesyirikan itu melalui sikap berlebih-lebihan.

Orang bisa terjatuh dalam sikap berlebih-lebihan penyebabnya tiada lain karena minimnya pembekalan aqidah yang benar, tidak mengenali bahaya syirik dan jenis-jenisnya, banyaknya syubhat (kerancuan pemahaman).

Semoga Allah jauhkan kita dari sikap berlebih-lebihan yang dibungkus dengan berbagai macam atribut, slogan dan identitas.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar