Jumat, 29 April 2016

Bahaya Ujub & Cara Mengobatinya

Ujub artinya mengagumi diri sendiri karena punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Amalan ketaatan yang disertai ujub tidak diterima oleh Allah karena menyertakan dirinya sebagai sekutu bagi Allah dalam keberhasilannya saat beramal dan ini termasuk perbuatan syirik.

Sedangkan ujub dalam perkara dunia seperti terhadap nasab, harta, kedudukan, kekuatan, kecantikan, kecerdasan, penampilan, banyaknya pengikut maka perbuatan ini hukumnya harom.

Al-Imam Abu Hamid Al-Ghozzali berkata:

اعلم أن العجب مذموم في كتاب الله تعالى وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم قال الله تعالى: ويوم حنين إذا أعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم شيئا (التوبة: ٢٥)

"Ketahuilah, bahwa ujub termasuk perbuatan yang dicela di dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi ﷺ. Allah ta'ala mengatakan dalam firman-Nya, "Dan (ingatlah) peperangan Hunain tatkala kalian merasa ujub dengan banyaknya jumlah kalian." (Ihya Ulumiddin 3/369)

Di antara ahli hikmah mengingatkan,

"Apabila Allah membukakan bagimu pintu qiyamul lail (menghidupkan malam dengan ketaatan) maka janganlah sekali-kali engkau melihat orang yang tidur dengan pandangan yang merendahkan.

Apabila Allah membukakan bagimu pintu puasa maka janganlah sekali-kali engkau melihat orang yang tidak puasa dengan pandangan yang merendahkan.

Apabila Allah membukakan bagimu pintu jihad maka janganlah sekali-kali engkau melihat orang yang tidak berangkat dengan pandangan yang merendahkan.

Karena boleh jadi orang yang tidur, tidak puasa, tidak berangkat jihad lebih dekat kedudukannya di sisi Allah dibandingkan dirimu."

Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, "Sungguh bila engkau penuhi malammu dengan tidur dan bangun di pagi hari dalam kondisi menyesal karena luputnya amalan itu lebih baik bagimu ketimbang engkau begadang semalam suntuk untuk sholat namun bangun di pagi hari membawa perasaan ujub! Karena sesungguhnya amalan yang dilakukan dengan ujub itu tidak akan diterima oleh Allah." (Madarijus Salikin 1/169)

Adapun cara mengobati penyakit ujub adalah dengan menyadari bahwa semua amal sholih yang dikerjakan berkat kemudahan dari Allah, berlaku tawadhu' (rendah hati) terhadap orang lain, dan sibuk memerhatikan aib dirinya sendiri.

Al-Imam Ibnu Hazm Al-Andalusi berkata:

من امتحن بالعجب فليفكر في عيوبه فإن أعجب بفضائله فليفتش ما فيه من الأخلاق الدنية

"Barangsiapa yang Allah uji dengan sifat ujub maka hendaklah dia memerhatikan kekurangan-kekurangan dirinya. Apabila dia mengagumi berbagai keutamaan yang dia miliki maka hendaklah dia periksa kembali keburukan perangai yang ada pada dirinya." (Al-Akhlaq was Siyar hal. 182)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar