Rabu, 03 Februari 2021

Benarkah Syaikh Al-Albani Bukan Ahli Hadits?

Assalamu'alaikum, ustadz mohon penjelasan dari tulisan di bawah ini barokallahu fik:

Al-Albani tidak mempelajari hadis dari para ahlinya ini dibuktikan dalam kitab-kitab biografi tentang Al-Albani yang ditulis oleh para pengikutnya seperti "Hayatu al-Albani" karya Asy-Syaibani, "Tsabat Muallafat al-Albani" karya Abdullah bin Muhammad Asy-Syamrani dan sebagainya.

Pada umumnya tatkala kita membuka kitab-kitab biografi para ulama, di depan mukaddimah terdapat sejarah tentang perjalanan menuntut ilmu dan para gurunya. Namun hal ini tidak terjadi dalam buku-buku biografi Al-Albani justru yang disebutkan oleh pengikutnya adalah untaian kalimat miris berikut ini:

عرف الشيخ الألباني رحمه الله بقلة شيوخه وبقلة إجازاته فكيف استطاع أن يلم بالعلوم ولا سيما علم الحديث  ولا علم الجرح والتعديل علىصعوبته؟

"Syaikh Albani dikenal dengan sedikitnya guru dan minimnya ijazah dalam hadis. Maka bagaimana ia mampu memperdalam ilmu-ilmu, apalagi ilmu hadis dan ilmu tentang metode memberi penialaian cacat dan adil yang sangat sulit?" (Tsabat Muallafat Al-Albani karya Abdullah bin Muhammad asy-Syamrani, 7)

Ini adalah sebuah pengakuan dan pertanyaan yang tak pernah dijawab oleh muridnya sendiri?!

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Penulis syubhat di atas berusaha menggiring para pembaca dengan cara yang tidak jujur dan jauh dari amanah ilmiyah.

Referensi yang dilansir oleh penulis seperti risalah "Hayatu Al-Albani" sebetulnya berisi pembelaan dan pengakuan para ulama kepada Syaikh Al-'Allamah Al-Albani terkait kepakaran beliau dalam ilmu hadits.

Antara lain seperti yang dinyatakan oleh Syaikh Al-'Allamah Abdul Aziz bin Baz seorang ulama mufti dunia. Beliau mengatakan:

ما رأيت تحت أديم السماء عالما بالحديث في العصر الحديث مثل العلامة محمد ناصر الدين الألباني

“Aku belum pernah melihat di kolong langit ini orang yang pakar dalam ilmu hadits di masa kini semisal Al-‘Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani.”

Ucapan Syaikh bin Baz ini dinukil dalam "Hayatu Al-Albani" oleh Asy-Syaibani halaman 65.

Kemudian juga ketidakjujurannya dalam mengutip risalah, "Tsabat Mu'allafat Al-Albani" oleh Asy-Syamroni. Risalah ini juga berisi pengakuan para ulama dan pembelaannya kepada Syaikh Al-Albani. 

Adapun yang dikutip oleh penulis sebetulnya pertanyaan syubhat yang hendak dijawab di dalam risalah tersebut, bukan pernyataan seperti yang diframing oleh penulis.

Tampak sekali sembrononya kebencian penulis kepada Syaikh Al-Albani sehingga dirinya tidak mampu berlaku adil, tidak jujur dan tidak amanah dalam menukil.

Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i, muhaddits Yaman, beliau pernah mengatakan, 

“Sungguh tidak ada (di zaman ini) yang menandingi Syaikh Al-Albani dalam ilmu hadits, sungguh Allah telah memberi manfaat yang besar terhadap ilmu beliau dan kitab-kitabnya. Orang-orang yang mencela Syaikh Al-Albani dan keilmuannya tiada lain mereka adalah ahli bid’ah pengekor hawa nafsu. Mereka sesungguhnya membenci Ahlussunnah dan ingin membuat orang lari dari sunnah.” (Iqomatul Burhan hal. 6-7)

Jika Anda ingin mengenal sejauh mana keahlian Syaikh Al-Albani dalam ilmu hadits, ada baiknya Anda telaah karya beliau yang berjudul, "Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah" 11 jilid tebal dan "Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah wal Maudhu'ah" 17 jilid tebal.

Di sana Anda akan mengetahui siapa sebetulnya sosok Syaikh Al-'Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani seperti yang diakui oleh para ulama.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar