Menuntut ilmu termasuk seutama-utama amal ibadah yang akan mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah.
Tak ayal bila yang dimohonkan oleh Rosulullah ﷺ dalam doanya ilmu yang bermanfaat sebelum rizqi yang thoyyib dan amalan yang diterima.
Karena rizqi yang thoyyib mustahil diperoleh melainkan setelah mempelajari ilmunya. Begitupula dengan sah dan tidaknya, sempurna dan kurangnya suatu amalan.
Namun ada yang lebih penting lagi untuk diperhatikan yaitu motivasi dalam menuntut ilmu. Apakah niat kita dalam belajar hanya untuk menambah wawasan, ingin dianggap alim atau pandai melabeli orang tapi lupa diri sendiri?
Rosulullah ﷺ mengingatkan:
من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة
"Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang semestinya hanya Wajah Allah yang dia harapkan tetapi dia pelajari untuk memperoleh secuil dari perhiasan dunia maka dia tidak akan mencium aroma surga pada hari kiamat.”
(HR. Ahmad 8457, Abu Dawud 3664, Ibnu Majah 252, Shohih Ibnu Hibban 78, Musnad Abu Ya'la 6373, Al-Baihaqi dalam "Syu'abul Iman" 1634 dishohihkan oleh Syaikh bin Baz dan Syaikh Al-Albani)
Maka sudah semestinya setiap kita mengevaluasi hati serta membersihkannya dari niatan tercela seperti ingin dipuji, bersaing dengan kawan selevel, maupun tujuan-tujuan duniawi lain.
Ikhlaskan hati, jangan salah niat, agar ilmu yang dipelajari menjadi sebab dimudahkannya jalan menuju surga.
Fikri Abul Hasan
0 comments:
Posting Komentar