Selasa, 15 Maret 2016

Bolehkah Berdoa, "Alloohumma Yassir Wa Laa Tu'assir"?

Assalamu'alaikum Ustaz, bolehkah kita berdoa dengan kalimat "Allohumma yassir wala tu'assir"? Pasalnya ada sebagian orang yang melarangnya syukron.

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Boleh berdoa dengan lafal tersebut, "Alloohumma yassir wa laa tu'assir" (Ya Allah permudahkanlah dan jangan Engkau persulit). Hal ini sebagaimana yang telah difatwakan oleh para Ulama:
 
 
الدعاء ب: (اللهم يسر ولا تعسر) جائز ، ولا حرج فيه، واليسر والعسر كله بتقدير الله سبحانه، قال تعالى: وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً 

“Doa dengan lafal, "Alloohumma yassir wa laa tu'assir" diperbolehkan. Tidak ada masalah dalam kandungan doa tersebut. Kemudahan maupun kesulitan semuanya terjadi dengan taqdir Allah subhanah. Allah ta’ala berfirman, "Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka berkata, “Ini datangnya dari sisi Allah.” Dan jika mereka ditimpa kejelekan mereka berkata, "Ini datangnya dari sisi kamu (Muhammad).” Katakanlah, “Semuanya datang dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang munafiq itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?" (Fatwa Lajnah Da'imah no. 20975 Ketua Syaikh Al-'Allamah Bin Baz)

Yakni kebaikan dan kejelekan, kemudahan dan kesulitan, semuanya terjadi dengan taqdir Allah. Maka lawanlah taqdir yang jelek dengan taqdir yang baik, yaitu memohon kepada Allah agar dipermudah dan tidak dipersulit. Namun ketika menghadapi kesulitan sebagian Ulama menganjurkan doa:

اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

"Ya Allah tak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah, dan yang sulit bisa Engkau permudah bila Engkau kehendaki mudah.” (HR. Ibnu Hibban dalam "Shohih"nya 2427, Ibnu Sunni dalam "Amalul Yaum wal Lailah" 351, sanadnya dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam "Silsilah Ash-Shohihah" 2886 dan dishohihkan oleh Syaikh Muqbil Al-Wadi'i dalam "Ash-Shohihul Musnad" hal. 72 dari Anas bin Malik)


Fikri Abul Hasan 

0 comments:

Posting Komentar