Senin, 06 Juli 2015

Nama-Nama Ahlussunnah

Ahlussunnah wal Jama’ah

Ini adalah nama yang paling masyhur, sehingga dengan nama inilah Ahlussunnah dapat dikenal. Terkadang dikatakan secara lengkap “Ahlussunnah wal Jama’ah”, atau terkadang “Ahlussunnah” saja atau “Ahlul Jama’ah”. Namun penyebutan yang terakhir ini sedikit sekali orang yang mengenalnya, karena pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan Ahlussunnah.


Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah berkata, “As-Sunnah itu bergandengan dengan Al-Jama’ah, sebagaimana Al-Bid’ah bergandengan dengan Al-Furqah, maka disebut “Ahlussunnah wal Jama’ah” sebagaimana disebut “Ahlul Bid’ah wal Furqah.” (Al-Istiqamah 1/42)

Di antara sebab penyebutan mereka dengan nama Ahlussunnah wal Jama’ah dikarenakan memiliki dua keistimewaan yang besar:

Pertama, karena komitmen mereka dalam berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka menjadi ahlinya. Sikap seperti ini berbeda dengan kelompok-kelompok sempalan yang ada, dimana mereka hanya berpegang teguh dengan akal pikirannya semata atau hawa nafsunya, atau perkataan dan perbuatan para Imam mereka yang sama sekali tidak merujuk kepada Sunnah, melainkan semata-mata kepada kebid’ahannya yang tidak ada asal usulnya dalam syari’ah Islamiyah.

Kedua, berkumpulnya mereka di atas Al-Haq dan tidak berpecah belah sebagaimana keadaan kelompok-kelompok sempalan yang ada. inilah yang dikatakan Al-Jama’ah.

Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah menerangkan definisi Ahlussunnah, “Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, serta merujuk kepada kesepakatan para Shahabat Nabi dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka dengan baik…” (Majmu’ Fatawa 2/375)

Ahlul Hadits

Nama ini banyak diriwayatkan dari omongan para Ulama termasuk Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah, demikian pula para Ulama yang ada sebelum beliau maupun setelahnya.

Al-Imam As-Shabuni berkata dalam kitabnya, "Aqidatussalaf Ash-habil Hadits" hal. 423, “Sesungguhnya Ahlul Hadits yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah –hafidzhahullahu ahya'ahum wa rahima amwatahum-……………”

Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah juga berkata, “Madzhab Salaf Ahlul Hadits dan Ahlussunnah wal Jama’ah……..” (Majmu’ Fatawa 4/95)

Al-Atsariyyah atau Ahlul Atsar 

Ibnu Abi Hatim Ar-Razi berkata, “Madzhab kami adalah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam beserta para Shahabatnya dan para Tabi’in, dan berpegang teguh dengan madzhabnya Ahlul Atsar semisal Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal….” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah 1/179)

Beliau juga menegaskan, “Ciri-ciri Ahlul Bid’ah adalah suka mencela Ahlul Atsar…!”

Al-Imam As-Safarayni menerangkan makna Ahlul Atsar, “Bahwa mereka adalah orang-orang yang mengambil aqidahnya dari sumber yang pasti yakni berita-berita dari Allah dalam kitab-Nya atau dari Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam atau dari apa yang ditetapkan oleh Salafusshalih dari kalangan Shahabat Nabi yang mulia, dan para Tabi’in…..” (Wasathiyyah Ahlissunnah bainal Firaq hal.119)

Atsar secara istilah sinonim dengan hadits, maka Ahlul Atsar bermakna Ahlul Hadits.

Al-Firqatun Najiyah

Al-Firqatun Najiyah pengertiannya adalah golongan yang selamat, maksudnya selamat dari api neraka. Hal itu sebagaimana yang telah diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bahwa umatnya akan berpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya di neraka hanya satu golongan yang selamat yakni Al-Jama’ah. Dalam riwayat lain disebutkan mereka adalah orang yang beragama dengan cara beragamanya Nabi dan para Shahabatnya.

Syaikh Hafidzh Hakami dalam Ma’arijul Qabul 1/19 menerangkan, “Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam telah mengabarkan bahwa Al-Firqatun Najiyah adalah orang-orang yang beragama dengan cara beragamanya Rasulullah dan para Shahabatnya.”

At-Tha’ifah Al-Manshurah

At-Tha’ifah Al-Manshurah atau kelompok yang ditolong oleh Allah. Nama ini diambil dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu:

“Senantiasa akan muncul sekelompok dari umatku yang berjuang menyuarakan Al-Haq, sampai datangnya hari kiamat.”

Adalah kesalahan yang nyata orang yang membedakan At-Tha’ifah Al-Manshurah dengan Al-Firqatun Najiyah padahal keduanya adalah sama.

Al-Ghuraba'

Diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu, “Islam mulanya didakwahkan dalam keadaan asing di tengah manusia, dan Islam nantinya di belakang hari akan kembali kepada keasingannya. Maka beruntunglah Al-Ghuraba yakni orang-orang yang di anggap asing oleh lingkungannya (karena menjalankan ajaran Islam yang sudah tidak dikenal lagi oleh keumuman orang). Para Shahabat bertanya, Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang mengupayakan gerakan ishlah (perbaikan) ketika terjadi kerusakan perangai pada keumuman manusia.” (HR. Al-Imam Abu Bakar Al-Ajurri dalam Al-Ghuraba minal Mu’minin hal. 23, dan At-Tirmidzi dalam Kitabul Iman bab 13 dan berkata Tirmidzi, “Hadits ini hasan shahih gharib”, dan Al-Baihaqi dalam Az-Zuhdul Kabir no. 198 hal. 114, Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaid 7/278)

As-Salafiyyah atau As-Salafiyyun

Nama ini dinisbatkan kepada Salaf, yakni ringkasan dari kata Salafusshalih atau para pendahulu yang shaalih. Maka Salafiyyun adalah orang-orang yang meniti jejak para pendahulu yang shalih dari kalangan Shahabat Nabi, Tabi’in serta Tabi’it Tabi’in.

Perlu kita camkan dalam pembahasan ini, bahwa yang menjadi ibrah (patokan) ialah dengan kenyataan bukan semata-mata pengakuan. Artinya jika seseorang mengklaim dirinya dengan nama-nama tersebut namun pada kenyataannya tidak demikian, maka itu hanya sekedar pengakuan belaka, tidak memberikan makna apa-apa.

Disarikan dari kitab “Kun Salafiyyan ‘alal Jaddah” (telah ditelaah oleh Syaikh Shalih Al-Fawzan, diberi pengantar oleh Syaikh ‘Ali bin Muhammad bin Nashir Al-Faqihi dan Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri) karya Syaikh Abdussalam bin Salim As-Suhaimi hal. 31-35. Poin Al-Ghuraba' tambahan dari kami.

Fikri Abul Hasan

1 komentar: