Kamis, 09 Agustus 2018

Keistimewaan Amal Sholih 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma bahwa Rosulullah ﷺ bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام ـ يعني أيام العشر ـ قالوا يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

"Tidaklah ada hari-hari dimana amalan sholih lebih Allah cintai selain hari-hari ini (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para shohabat bertanya, “Wahai Rosulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali orang yang keluar berperang dengan jiwanya dan hartanya kemudian dia tidak kembali dengan sesuatupun.” (HR. Al-Bukhori 969, Abu Dawud 2438, At-Tirmidzi 757)

Dari Abu Qotadah rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rosulullah ﷺ ditanya tentang puasa pada hari Arofah, beliau bersabda:

يكفر السنة الماضية والباقية

“(Puasa Arofah itu) menggugurkan dosa-dosa satu tahun sebelumnya dan setelahnya.” (HR. Muslim 1162)

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin menjelaskan, "Hadits pertama berisi anjuran puasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan Nabi ﷺ, ”Tidaklah ada hari-hari dimana amalan sholih lebih Allah cintai selain hari-hari ini (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah).”

Perkataan beliau ﷺ, “amalan sholih” meliputi sholat, shodaqoh, puasa, dzikir, takbir, membaca Al-Qur’an, berbakti kepada kedua orang tua, silaturrohim, berbuat baik sesama manusia, berbuat baik kepada tetangga serta amalan-amalan sholih yang lain.

Tidaklah ada hari-hari dalam setiap tahun yang bila dikerjakan amalan sholih padanya lebih Allah cintai selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Bahkan para shohabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali orang yang keluar berperang dengan jiwanya dan hartanya kemudian dia tidak kembali dengan sesuatupun.”

Hadits ini juga menunjukkan bahwa jihad berperang di jalan Allah termasuk amalan yang utama, karena itu para shohabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?"

Faidah lainnya dari hadits ini adalah tentang keutamaan amalan yang jarang terjadi di antara manusia, yaitu berjihad di jalan Allah dengan jiwanya dan hartanya membawa senjata dan hewan tunggangannya lantas dia mati terbunuh lalu musuhnya mengambil senjatanya dan hewan tunggangannya. Maka orang seperti ini dikatakan telah mengorbankan jiwanya dan hartanya di jalan Allah dan dia seutama-utama mujahid fi sabilillah. Amalan sholih seperti ini lebih utama dari amalan lain yang dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan apabila jihadnya itu dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah maka keutamaannya menjadi berlipat ganda.

Kemudian termasuk hari yang dianjurkan berpuasa adalah hari Arofah sebagaimana yang ditunjukkan oleh riwayat Abu Qotadah, "(Puasa Arofah itu) menggugurkan dosa-dosa satu tahun sebelumnya dan setelahnya.” Yakni satu tahun yang telah lewat karena hari Arofah berada di bulan terakhir dalam setahun serta menggugurkan dosa satu tahun setelahnya. Maka keutamaannya menggugurkan dosa selama dua tahun." (Syarh Riyadhussholihin 3/504-505)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar