Kamis, 05 Mei 2016

Realisasi Tauhid Inti Syariat Islam

Syaikh Al-'Allamah Abdurrohman As-Sa'di berkata:

فإن تحقيق التوحيد تهذيبه وتصفيته من الشرك الأكبر والأصغر ومن البدع القولية والاعتقادية والبدع الفعلية والعملية ومن المعاصي وذلك بكمال الإخلاص لله في الأقوال والأفعال والإرادات

"Realisasi tauhid esensinya adalah menjernihkannya dan memurnikannya dari segala jenis syirik besar maupun kecil, dari bid'ah-bid’ah baik ucapan, keyakinan, amalan, serta dari berbagai jenis kedurhakaan. Hal itu akan terwujud dengan cara menyempurnakan keikhlasan dalam ucapannya, perbuatannya, keinginan hatinya yang semuanya itu dia lakukan total karena Allah." (Al-Qoulus Sadid bi Bayani Maqoshidit Tauhid hal. 22)

Syaikh Abdurrohman bin Hasan berkata, “Merealisasikan tauhid maknanya adalah memurnikannya dari segala macam syirik, bid’ah-bid'ah, serta tidak terjerumus dalam perbuatan dosa yang terus-menerus dilakukan. Maka orang yang mengupayakan hal itu berarti ia telah merealisasikan tauhidnya dengan benar.” (Qurrotu ‘Uyunil Muwahhidin hal. 23)

Allah berfirman:

 إن الذين هم من خشية ربهم مشفقون (57) والذين هم بآيات ربهم يؤمنون (58) والذين هم بربهم لا يشركون (59) والذين يؤتون ما آتوا وقلوبهم وجلة أنهم إلى ربهم راجعون (60) أولئك يسارعون في الخيرات وهم لها سابقون (61) 

"Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak berlaku syirik (menyekutukan) Tuhan mereka. Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang bersegera mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Al-Mu’minun: 57-61)

Maka suara-suara sumbang yang berkomentar, "Yang penting tauhidnya!" tetapi meremehkan bid'ah, "Yang penting khilafah!" tetapi meninggalkan tauhid dan sunnah, giat memperingatkan orang dari maksiat tetapi lalai dari bahaya syirik dan bid'ah, maka sejatinya dia belum memahami hakikat tauhid dengan pemahaman yang benar.
_____________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar