Kamis, 15 Oktober 2015

Menyambut Tahun Baru Islam Sesuai Sunnah

Syaikh Al-'Allamah Bakr Abu Zaid rohimahullah berkata, "Tidak ada sedikitpun riwayat yang tsabit (akurat) mengenai dzikir maupun doa awal tahun di bulan Muharrom. Sungguh manusia telah mengada-ngada dalam perkara ini, baik lafal-lafal doa (yang dikhususkan), dzikir-dzikir, perayaan, puasa awal tahun, dan menghidupkan malam dari awal bulan Muharrom." (Tash-hihud Du'a)

Contohnya seperti riwayat berikut, "Barangsiapa yang berpuasa sehari di akhir bulan Dzuhijjah dan puasa sehari di awal bulan Muharrom maka ia telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah menjadikannya sebagai penebus dosa baginya selama 50 tahun.”

Riwayat ini adalah riwayat palsu berhubung karena dalam sanadnya ada rowi pendusta dan pemalsu hadits yaitu Al-Harowi dan Wahb sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnul Jauzi dalam "Al-Maudhu'at".

Adapun berpuasa di bulan Muharrom secara mutlak adalah amalan yang dianjurkan khususnya tanggal 9 dan 10 Muharrom. Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu 'anhu, bahwa Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik puasa setelah bulan Romadhon yaitu puasa di bulan Allah Muharrom.” (HR. Muslim 1163)

Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafii menjelaskan, “Hadits ini sebagai penegasan bahwa Muharrom adalah seutama-utama bulan untuk berpuasa (setelah Romadhon).” (Syarh Shohih Muslim 8/55)
____________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar