Rabu, 08 Juli 2015

"Bid'ah Lebih Disenangi Iblis.." Atsar Dha'if?

Ustadz mengenai atsar, "Bid'ah lebih disenangi iblis daripada maksiat. Sebab maksiat dapat diharapkan taubat darinya sedangkan bid'ah sulit diharapkan taubat darinya." Apakah shahih penisbatannya kepada Sufyan bin Uyainah? Jazakumullohu khoyr.

Jawab: Sebagian Ulama memang menisbatkan atsar tersebut kepada Al-Imam Sufyan bin 'Uyainah, sebagaimana yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi dalam "Syu'abul Iman", Al-Imam Al-Lalika'i dalam "Syarh Ushul I'tiqad Ahlissunnah wal Jama'ah", Abu Nu'aim dalam "Hilyatul Awliya'" dan yang lainnya. Akan tetapi dalam sanadnya ada rawi yang bernama Yahya bin Yuman Al-'Ijli. Banyak perkataan para Ulama tentang Yahya bin Yuman ini sehingga ia dinilai dha'if oleh sebagian Ulama.

Kendati demikian, sekalipun dha'if atsar tersebut para Ulama telah menukil ungkapan itu dari para Salaf, seperti yang disampaikan oleh Al-Imam Ibnu Muflih dalam "Al-Adabus Syar'iyyah". Dan atsar tersebut selaras dengan dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah. Allah berfirman:

“Katakanlah hai Muhammad, "Maukah kami beritahu kalian tentang keadaan orang-orang yang paling merugi amalannya? Yaitu orang-orang yang sesat upaya mereka dalam kehidupan dunia, namun mereka menyangka bahwa mereka sedang beramal dengan sebaik-baiknya.” (Al-Kahfi: 103 – 104)

Ahlul bid'ah dan para pengikutnya merasa berada di atas ketaatan kepada Allah. Mereka menyangka sebagai pihak yang dicintai Allah dengan amalan bid'ahnya itu. Padahal Allah menilai mereka sesat dan amalannya sia-sia  akibat penyimpangan manhaj dan jauhnya mereka dari sunnah.

Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa memperingatkan umatnya dari bahaya bid'ah di setiap pembukaan khutbah beliau. Dan para Ulama sepakat dosa bid'ah lebih berat ketimbang maksiat. Sebab bid'ah adalah pos paket yang mengantarkan seseorang kepada kesyirikan dan kekufuran.

Fikri Abul Hasan 

0 comments:

Posting Komentar