Kamis, 02 April 2020

Adakah Keutamaan Malam Nishfu (Pertengahan Bulan) Sya’ban?

Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin berkata:

في فضل ليلة النصف منه وقد وردت فيه أخبار قال عنها ابن رجب في اللطائف بعد ذكر حديث علي السابق: إنه قد اختلف فيها ، فضعفها الأكثرون ، وصحح ابن حبان بعضها وخرجها في صحيحه

"Terkait keutamaan malam nishfu Sya’ban maka terdapat riwayat-riwayat yang telah disebutkan oleh Ibnu Rojab dalam kitabnya “Al-Latho’if”. Akan tetapi para Ulama berselisih pendapat dalam menghukumi keabsahan riwayatnya. Mayoritas Ulama mendho’ifkannya (melemahkannya) sedangkan Ibnu Hibban menshohihkan sebagian riwayatnya dan mengeluarkannya dalam kitab Shohih beliau.

ومن أمثلتها حديث عائشة رضي الله عنها وفيه: أن الله تعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى سماء الدنيا ، فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب، خرجه الإمام أحمد والترمذي وابن ماجه ، وذكر الترمذي أن البخاري ضعفه ، ثم ذكر ابن رجب أحاديث بهذا المعنى وقال: وفي الباب أحاديث أخر فيها ضعف . اهـ وذكر الشوكاني أن في حديث عائشة المذكور ضعفا وانقطاعا

Riwayat yang dimaksud antara lain dari Aisyah rodhiyallahu ‘anha, “Bahwa Allah ta’ala turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang jumlahnya lebih banyak dari bulu kambing bani Kalb.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dan At-Tirmidzi menyebutkan bahwa Al-Bukhori mendho’ifkan riwayatnya. Kemudian Ibnu Rojab membawakan hadits-hadits lain yang semakna lalu beliau berkata, “Di dalam bab ini ada hadits-hadits lain yang padanya ada kelemahan.” Al-Imam Asy-Syaukani juga berkata, “Bahwa dalam hadits Aisyah ini ada kelemahan dan terputus sanadnya.”

وذكر الشيخ عبد العزيز بن باز حفظه الله تعالى أنه ورد في فضلها أحاديث ضعيفة لا يجوز الاعتماد عليها ، وقد حاول بعض المتأخرين أن يصححها لكثرة طرقها ولم يحصل على طائل ، فإن الأحاديث الضعيفة إذا قدر أن ينجبر بعضها ببعض فإن أعلى مراتبها أن تصل إلى درجة الحسن لغيره ، ولا يمكن أن تصل إلى درجة الصحيح كما هو معلوم من قواعد مصطلح الحديث

Begitupula disebutkan oleh Syaikh Al-'Allamah Abdul Aziz bin Baz, “Terkait keutamaan malam nishfu Sya’ban telah diriwayatkan hadits-hadits yang dho’if dan tidak boleh bersandar dengannya. Meski sebagian Ulama muta'akhkhirin yang menshohihkan riwayatnya karena banyaknya sanad (jalur periwayatan). Akan tetapi alasan tersebut tidak dapat diterima karena hadits-hadits dho'if bila saling menguatkan maka paling tinggi derajatnya “hasan lighoirih”, tidak mungkin sampai kepada derajat “shohih” sebagaimana yang telah ma'lum dalam kaidah ilmu hadits.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa’il 20/25-33)

Kesimpulan:

Hadits terkait keutamaan malam nishfu Sya'ban derajatnya dho'if tidak dapat menjadi hujjah. 

Andaikata hasan derajatnya maka tidak ada amalan-amalan khusus yang dilakukan pada malam tersebut seperti yang dianjurkan oleh sebagian orang, karena Nabi ﷺ telah mengingatkan:

"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak bersumber dari ajaran kami maka tertolak." (HR. Muslim 1718)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar