Selasa, 24 Maret 2020

Hadits-Hadits Dho'if Selamatnya Ahli Masjid dari Penyakit

[Hadits pertama]

إن الله إذا أنزل عاهة من السماء على أهل الأرض صرفت عن عمار المساجد 

"Sesungguhnya Allah apabila menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi niscaya akan dipalingkan dari orang-orang yang memakmurkan masjid." (HR. Ibnu Asakir 17/11, Ibnu Adi 3/232)

Hadits ini dalam sanadnya ada Zafir bin Sulaiman statusnya dho'if, begitupula Syaikhnya yaitu Abdullah bin Abi Sholih statusnya dho'if dan sanad hadits ini munqothi' (terputus). Syaikh Nashir mengatakan hadits ini dho'if dan kandungannya menyelisihi hadits shohih sebagaimana dalam "Silsilah Adh-Dho'ifah" 1851.

[Hadits kedua]

إذا أراد الله بقوم عاهة نظر إلى أهل المساجد فصرف عنهم 

"Apabila Allah hendak menimpakan penyakit pada suatu kaum Allah melihat ahli masjid maka penyakit itu dipalingkan dari mereka." (HR. Ibnu Adi 3/233)

Hadits ini dalam sanadnya ada Hukkamah binti Utsman bin Dinar yang meriwayatkan dari ayahnya hadits-hadits bawathil sebagaimana yang dinyatakan Al-Imam Al-Uqoili. Syaikh Nashir mengatakan hadits ini dho'if sebagaimana dalam "Dho'iful Jami'" 345.

[Hadits ketiga]

إن الله تعالى يقول : إني لأهم بأهل الأرض عذابا فإذا نظرت إلى عمار بيوتي والمتحابين في والمستغفرين بالأسحار صرفت عذابي عنهم

"Allah ta'ala berfirman, "Sesungguhnya aku berkeinginan menimpakan azab terhadap penduduk bumi maka aku akan melihat kepada orang-orang yang memakmurkan rumahku, dan saling mencintai karena Aku, serta yang beristigfar di waktu sahur, maka aku palingkan azab itu dari mereka." (HR. Al-Baihaqi "Syu'abul Iman" 2946)

Hadits ini dalam sanadnya ada Sholih Al-Murri statusnya munkarul hadits. Syaikh Nashir mengatakan sanadnya dho'if jiddan sebagaimana dalam "Silsilah Adh-Dho'ifah" 7102.

[Hadits keempat] 

إذا عاهة من السماء أنزلت من السماء صرفت عن عمار المساجد

"Apabila penyakit turun dari langit maka akan dipalingkan dari orang-orang yang memakmurkan masjid." (HR. Abu Nu'aim "Akhbar Ashbahan" 1/159)

Hadits ini dalam sanadnya ada Zafir bin Sulaiman dan Syaikhnya yaitu Abdullah bin Abi Sholih sama seperti hadits pertama. Syaikh Nashir mengatakan dho'if sebagaimana dalam "Silsilah Adh-Dho'ifah" 2449.

[Kelima Atsar]

كانوا إذا فرغوا من شيء أتوا المساجد

"Dahulu para shohabat apabila ketakutan dari sesuatu maka mereka mendatangi masjid." (Riwayat Al-Baihaqi "Syu'abul Iman" 2951)

Terjemah atsar ini tidak benar, kata  فرغوا من شيء (faroghu min syai') artinya mereka selesai dari mengerjakan sesuatu, bukan ketakutan dari sesuatu.

Setelah kita mengetahui derajat keempat hadits di atas berkualitas dho'if (lemah) maka tidak halal menganggapnya sebagai sabda Nabi ﷺ. 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar