Selasa, 18 Februari 2020

Susah Senang Hakikatnya Ujian

Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:

ونبلوكم بالشر والخير فتنة

"Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)." (Al-Anbiya': 35)

Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari mengutip ucapan Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma, beliau berkata terkait ayat ini:

بالرخاء والشدة وكلاهما بلاء

"Yakni dengan kelapangan dan kesulitan dan keduanya itu pada hakikatnya cobaan dari Allah." (Jami'ul Bayan 18/440)

Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafii menjelaskan:

نختبركم بالمصائب تارة وبالنعم أخرى لننظر من يشكر ومن يكفر ومن يصبر ومن يقنط

"Kami akan menguji kalian adakalanya dengan musibah, adakalanya dengan kenikmatan, sehingga Kami melihat siapakah di antara kalian yang bersyukur dan siapakah yang kufur, dan siapakah yang bersabar serta siapakah yang berputus asa." (Tafsirul Qur'anil 'Adzhim 3/93)

Sebagian orang merasa berat ketika datang ujian berupa kesulitan-kesulitan, tetapi merasa ringan ketika diuji dengan kesenangan, bahkan dirinya merasa di atas ketaatan atau merasa tidak diuji sama sekali. Ini pola pikir yang salah.

Para shohabat justru merasa lebih berat ketika diuji dalam bentuk kesenangan ketimbang kesulitan hidup. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Abdurrohman bin Auf rodhiyallahu 'anhu:

ابتلينا مع رسول الله ﷺ بالضراء فصبرنا ثم ابتلينا بالسراء بعده فلم نصبر

"Kami diuji dengan kesulitan bersama Rosulullah ﷺ maka kami mampu bersabar. Namun, ketika kami diuji dengan kesenangan setelahnya maka sungguh kami tidak mampu bersabar." (Riwayat At-Tirmidzi 2464 dihasankan oleh Syaikh Nashir)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar