Sabtu, 15 Februari 2020

Apakah Cukup Mempelajari Aqidah Shohihah Saja?

Assalamu'alaikum Ustadz apakah cukup mempelajari aqidah yang benar dan tidak perlu mendalami aliran dan pemikiran yang menyimpang? Alasannya dengan mempelajari aqidah yang benar akan mengetahui sisi kebatilan aliran yang menyimpang?

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Mempelajari aqidah yang benar adalah kewajiban setiap muslim karena seluruh amalan dibangun di atas landasan aqidah. 

Namun sebagai penuntut ilmu tidak cukup membekali diri hanya dengan aqidah shohihah, tetapi dia juga harus mempelajari pemikiran-pemikiran menyimpang sesuai kebutuhan melalui bimbingan para Ulama sehingga dirinya mampu memisahkan al-haq dari al-batil. Sebagaimana yang disebutkan dalam syair:

عرفت الشر لا للشر ولكن لتوقيه ومن لا يعرف الشر من الخير يقع فيه

"Aku mengetahui kejelekan bukan untuk mengikutinya tetapi agar aku selamat darinya, barangsiapa yang tidak mengetahui kejelekan maka dia akan terjerumus ke dalamnya."

Karenanya rukun syahadat tauhid Laa Ilaaha illallooh yang pertama adalah An-Nafyu yaitu meniadakan segala sesembahan selain Allah dan membantah segala bentuk pelanggarannya terhadap tauhid. Kemudian yang kedua adalah Al-Itsbat yaitu menetapkan tauhid sebagai aqidah yang benar.

Begitupula Rosulullah ﷺ beliau tidak hanya mengajarkan sunnah kepada para shohabatnya, tetapi juga selalu memperingatkan mereka dari bahaya bid'ah, "Berhati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama, karena setiap perkara baru itu bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat.."

Hudzaifah bin Al-Yaman salah seorang shohabat Nabi juga serius bertanya kepada beliau ﷺ tentang kejelekan, "Dahulu manusia suka bertanya kepada Rosulullah ﷺ tentang kebaikan, tetapi aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan agar jangan sampai menimpaku.” (HR. Al-Bukhori 3411 dan Muslim 1847)

Karya-karya para Ulama yang khusus membahas aliran dan pemikiran menyimpang sangat banyak antara lain, "Maqolat Al-Islamiyyin" karya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari, "Al-Milal wan Nihal" karya Al-Imam Asy-Syahrostani, "Al-Farq bainal Firoq" karya Al-Imam Ibnu Hazm. 

Karya-karya Ulama belakangan seperti "Kasyfus Syubuhat" dan "Masa'il Al-Jahiliyyah" keduanya karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, "Lamhah 'Anil Firoq Adh-Dhollah" karya Syaikh Al-'Allamah Sholih Al-Fawzan, "Firoq Mu'ashiroh" karya Syaikh Gholib Awaji dan yang lainnya.

Maka orang yang belajar aqidah shohihah belum tentu memahami pokok penyimpangan aqidah dari kelompok-kelompok yang ada semacam Syiah, Khowarij, Jahmiyyah, Asy'ariyyah, Murji'ah, Mu'tazilah, Shufiyyah maupun kelompok-kelompok yang baru muncul belakangan. Sebagaimana orang yang belajar tauhid belum tentu memahami lawannya kesyirikan, orang yang belajar sunnah belum tentu memahami lawannya kebid'ahan.

Oleh sebab itu, kita dapati para Salaf adalah orang-orang yang kokoh keimanannya dan besar kecemburuannya terhadap kebenaran, lantaran kesungguhan mereka dalam mengenali kebaikan dan kejelekan seperti yang disebutkan dalam syair, “Dengan memahami lawan dari sesuatu akan menjadi jelas hakikat suatu perkara."

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar