Selasa, 11 Juni 2019

Fitnah "Ustadz Akhir Zaman"

Satu-satunya jalan keselamatan dalam menafsirkan Al-Qur'an dan Al-Hadits hanyalah melalui pemahaman para Salafussholih (pendahulu yang sholih) dari kalangan shohabat Nabi yang diikuti oleh tabiin dan tabiit tabiin. Nabi ﷺ telah mengingatkan:

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة

“Barangsiapa yang masih hidup sepeninggal aku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian (ketika melihat perselisihan itu) berpegang teguh dengan sunnahku (cara beragamaku) dan sunnah para Khulafa’urrosyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi gerahammu. Dan hati-hatilah kalian dari perkara yang baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru dalam agama (bid’ah) itu sesat.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676 dan beliau berkata “Hadits Hasan Shohih”, Syaikh Al-Albani menshohihkannya dalam "Shohihul Jami’" 2546)

Apabila muncul di belakang hari orang-orang yang menyelisihi jalannya para shohabat Nabi dalam memahami Al-Qur'an dan Al-Hadits, menerjemahkan dengan logika, atau analisa politik atau kesimpulan para pemikir, terutama yang terkait dengan fitnah akhir zaman, maka merekalah yang sebetulnya menjadi biang fitnah percekcokan di tengah umat ini yang telah diperingatkan oleh Nabi ﷺ. 

Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr -hafidzhohullah- ketika ditanya tentang orang yang memahami fitnah akhir zaman dengan analisa politik dan menyimpulkan umur umat Islam 1500 tahun, beliau mengatakan:

هذا كله مما لا مستند عليه ولا دليل ، والخوض فيه والقول به قول بلا علم

"Semua itu omongan yang tidak berdasarkan dalil. Mendalami permasalahan seperti itu termasuk berkata tanpa ilmu." (Transkrip Muhadhoroh)

Maka jangan terkesima dengan omongan-omongan orang belakangan yang kelihatannya berbobot dan meyakinkan namun sebetulnya bid'ah "cocoklogi" yang jauh dari ilmu dan pemahaman yang benar. 

Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan: 

عليك بالأثر وإن رفضك الناس وإياك وآراء الرجال وإن زخرفوه بالقول فإن الأمر ينجلي وأنت فيه على طريق مستقيم

“Wajib atas engkau untuk berpegang dengan atsar sekalipun orang-orang menolakmu, dan hati-hatilah engkau dari logika dalam beragama meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau telah berjalan di atas shirothol mustaqim (jalan yang lurus).” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar