Rabu, 17 Oktober 2018

Salah Paham Tabarruk (Cari Berkah)

Setiap muslim meyakini bahwa Nabi ﷺ adalah sosok yang diberkahi baik pada jasad beliau, benda-benda yang beliau gunakan, maupun perbuatan-perbuatannya. Semua itu keistimewaan yang Allah khususkan bagi beliau sehingga diperbolehkan tabarruk kepada beliau selama diyakini keberkahan itu hanya datang dari Allah semata.

Namun sebagian orang menggabungkan dua permasalahan yang berbeda yaitu meyakini Nabi ﷺ sebagai sosok yang diberkahi, dengan mengultuskan beliau diyakini dapat mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot. Mencampuradukkan kedua perkara tersebut adalah keyakinan yang salah, karena satu-satunya pihak yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot hanya Allah tidak ada sekutu bagi-Nya.

Adapun berkah artinya kebaikan yang tetap dan berlimpah. Sedangkan tabarruk bermakna "tholabul barokah" yaitu mencari berkah. Para Ulama membagi tabarruk menjadi dua macam yaitu tabarruk yang masyru' (ditunjukkan oleh dalil syariat) dan tabarruk yang mamnu' (dilarang). Tabarruk yang masyru' seperti tabarruk dengan amalan sholih untuk mendulang pahala contohnya membaca Al-Qur'an atau beribadah di Masjidil Harom. Adapun tabarruk yang mamnu' seperti tabarruk yang syirik dan bid'ah. (Tas-hilul Aqidah Al-Islamiyyah hal. 288)

Contoh tabarruk yang syirik seperti meyakini keberkahan itu berasal dari dzat yang ditabarrukinya secara langsung bukan dari Allah. Seperti meyakini kuburan, batu, pohon, manusia yang masih hidup atau sudah mati mampu mendatangkan keberkahan dengan sendirinya. Tabarruk semacam ini membatalkan keislaman.

Oleh sebab itu, Nabi ﷺ mengingkari permintaan sebagian shohabat yang baru masuk Islam agar dibuatkan "Dzatu Anwath" (pohon keramat untuk menggantungkan senjata):

اجعل لنا ذات أنوط كما لهم ذات أنواط

"Wahai Rosulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka (kaum musyrikin) punya Dzatu Anwath.” Maka Rosulullah ﷺ berkata, “Allahu akbar! Inilah kebiasaan (buruk) yang dilakukan umat sebelum kalian!" (HR. Ahmad 21390, At-Tirmidzi 2180 beliau berkata, "Hasan shohih")

Sedangkan tabarruk yang bid'ah seperti mencari berkah dari Allah dengan sholat di samping kuburan para Nabi atau kuburan orang sholih, atau mencari berkah dari Allah dengan mengusap tubuhnya orang sholih, atau cari berkah dari Allah dengan mengambil pasir dari tanah harom, atau  cari berkah dari Allah dengan ibadah di gua Hiro, atau cara tabarruk lainnya yang diada-adakan yang tidak ditunjukkan oleh dalil syariat. Tabarruk yang bid'ah ini dapat menjadi sarana yang menjerumuskan pelakunya kepada kesyirikan.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar