Senin, 15 Oktober 2018

Budaya yang Tidak Arif

Ada banyak prosesi kesyirikan yang telah menjadi tradisi masyarakat Arab di masa jahiliyyah. Antara lain mengkhususkan sesajian makanan dan minuman atau hasil panen dan binatang ternak yang dipilih untuk dipersembahkan kepada selain Allah. 

Mereka lakukan semua itu dalam rangka taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan cara yang diada-adakan dan dianggap baik padahal jelas-jelas menyelisihi ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrohim 'alaihissalam. 

Anehnya, mereka juga mengkhususkan bagian sesajiannya untuk Allah di samping bagian yang mereka persembahkan untuk selain Allah. Perbuatan mereka itu telah dilansir oleh Allah dalam firman-Nya:

"Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka, "Ini untuk Allah dan ini untuk sesembahan-sesembahan kami.” Maka sesajian yang diperuntukkan bagi sesembahan-sesembahan mereka tidak sampai kepada Allah; dan sesajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sesajian itu sampai kepada sesembahan-sesembahan mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu." (Al-An'am: 136)

Refleksikan dengan tradisi masyarakat di jaman sekarang yang objek sesembahannya bukan hanya berupa patung tetapi juga lautan, gunung, pohon, kuburan, keris atau benda-benda mati yang lain yang disuguhkan sesajian demi mendatangkan keberuntungan dan menolak bala.

Semua itu pada hakikatnya adalah kesyirikan yang dibalut dengan kearifan budaya. Kesyirikan yang bumi pun bergetar lantaran tidak meridhoinya.
________________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar