Minggu, 09 September 2018

Shohihkah Hadits Puasa Akhir Dzulhijjah & Awal Muharrom?

Mohon dijelaskan Ustadz tentang keabsahan hadits anjuran puasa di hari terakhir Dzulhijjah dan hari pertama Muharram? Jazakumullah khair.

Jawab: Hadits yang dimaksud sebagai berikut:

من صام آخِر يوم من ذي الحجَّة، وأول يوم من المحرَّم، فقد ختم السَّنة الماضية، وافتتح السنة المستقبلة بصوم جعله الله كفَّارة خمسين سنة

“Barangsiapa berpuasa di hari terakhir bulan Dzulhijjah dan hari pertama bulan Muharrom sungguh dia telah menutup tahun lalunya dengan puasa dan membuka tahun barunya dengan puasa, Allah menjadikan baginya kaffaroh (penggugur dosa) selama limapuluh tahun.”

Hadits ini dinilai palsu oleh para Ulama karena dalam sanadnya ada dua rowi pendusta dan pemalsu hadits yaitu Al-Harowi dan Wahb. (Al-Maudhu’at 2/566 - Ibnul Jauzi)

Maka tidak halal bagi siapapun menyebarkan hadits palsu kecuali sebagai peringatan. Karena Nabi shollallahu 'alaihi wasallam telah menegaskan, "Siapa saja yang sengaja berdusta atas namaku maka siapkanlah tempat duduknya di neraka." (HR. Al-Bukhori 1291 dan Muslim 4)

Akan tetapi bila seseorang ingin berpuasa di awal bulan karena fadhilah (keutamaan) bulan Muharromnya maka hukumnya dianjurkan. Dalilnya sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam:

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Romadhon adalah puasa di bulan Allah Muharrom.” (HR. Muslim 1163)

Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafii berkata, “Hadits ini menegaskan bahwa Muharrom adalah seutama-utama bulan untuk berpuasa (setelah Romadhon).” (Syarh Shohih Muslim 8/55)
___________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar