Selasa, 28 Agustus 2018

Tradisi Jahiliyyah Mengikuti Kebiasaan Nenek Moyang

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab berkata, "Termasuk tradisi jahiliyah adalah berdalil dengan kebiasaan nenek moyang tanpa melihat landasannya. Allah berfirman:

قال فما بال القرون الأولى

"Fir'aun berkata, "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu." (Thoha: 51)

Allah juga berfirman:

وما سمعنا بهذا في آبائنا الأولين

"Belum pernah kami mendengar (seruan seperti ini) pada masa nenek moyang kami terdahulu." (Al-Mu'minun: 24)

Syaikh Al-'Allamah Sholih Al-Fawzan menjelaskan, "Semestinya yang dilakukan oleh orang-orang yang berakal sehat adalah melihat apa yang dibawa oleh Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam lalu membandingkannya dengan apa yang diajarkan oleh nenek moyang mereka agar menjadi jelas mana haq dan mana yang batil. Akan tetapi jika mereka menutup diri dengan alasan, "Kami tidak akan menerima kecuali yang sesuai ajaran nenek moyang kami dan kami tidak mau menerima apa-apa yang menyelisihinya", maka ini bukanlah perbuatannya orang-orang yang berakal, lebih-lebih lagi bagi yang menginginkan dirinya keselamatan.

Saat ini banyak sekali para penyembah kuburan apabila mereka dicegah dari mengkeramatkannya mereka beralasan, "Tradisi ini sudah berjalan sejak dulu di negeri ini, banyak orang yang melakukan dan ini sudah berlangsung lama".

Begitupula dengan orang-orang yang membikin perayaan maulid padahal tidak dicontohkan oleh Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan para shohabat. Apabila dinasehati dan diingatkan bahwa perayaan itu adalah mengada-ada dalam Islam maka mereka beralasan, "Perayaan ini sudah dilakukan oleh orang-orang sebelum kami, kalau sekiranya ini batil tentu mereka tidak akan melakukannya." Alasan seperti ini sama seperti yang diucapkan oleh masyarakat di masa jahiliyah.

Dengan demikian, ukuran kebenaran bukanlah berdasarkan pendapat orang, akan tetapi berdasarkan apa yang dibawa oleh Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Setiap orang bisa benar dan bisa salah, sedangkan ajaran yang dibawa oleh beliau shollallahu 'alaihi wasallam sudah terjamin kebenarannya maka kewajiban bagi kita adalah mengikutinya.

Allah tidak mewakilkan kita kepada orangtua kita dan nenek moyang kita. Kalau sekiranya apa yang menjadi tradisi orangtua dan nenek moyang itu telah mencukupi kita maka tidak perlu lagi mengikuti ajaran yang dibawa oleh para Rosul 'alaihimussholatu wassalam ketika Allah mengutus mereka di tengah-tengah manusia." (Syarh Masa'il Jahiliyyah 64-65 secara ringkas)
____________________________________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar