Sabtu, 14 Juli 2018

Dua Tabiat Jelek Manusia

Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:

 فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)

"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan maka dia berkata, "Duhai Tuhanku telah memuliakanku". Namun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata, "Tuhan Engkau menghinakanku." (Al-Fajr: 15-16)

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin menjelaskan, "Manusia diuji oleh Allah dengan kebaikan apakah dia bersyukur ataukah kufur? Juga diuji dengan keburukan apakah dia bersabar ataukah berputus asa? Sungguh manusia dengan tabiat kemanusiannya yang bodoh dan zalim jika diuji dengan kesenangan dia berkata, "Duhai Tuhanku telah memuliakanku", dia menganggap dirinya pantas untuk dimuliakan tanpa mengakui karunia Allah. Seperti yang Allah singgung dalam firman-Nya tentang orang yang takjub terhadap dirinya sendiri, "Sungguh hanyalah aku diberi harta ini karena keilmuanku." (Al-Qoshosh: 78)

Jika sebaliknya diuji dengan kesulitan maka dia berkata, "Sungguh Allah telah menzalimiku dan menghinakanku, Dia tidak memberi rizki kepadaku sebagaimana memberi rizki kepada si Fulan", dia tidak bersabar justru menghakimi Robbnya dengan umpatan. Demikianlah keadaan manusia pada umumnya.

Berbeda dengan keadaan seorang mukmin yang apabila diberi kesenangan dia bersyukur dan mengakui karunia dari Allah dan jika diuji dengan kesulitan dia bersabar dan berharap pahala dari Allah dan dia berkata, "Ini semua karena dosa-dosaku." (Tafsir Al-Qur'an Juz 'Amma secara ringkas)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar