Minggu, 21 Juni 2015

Sujud Tidak Merapatkan Tumit?

Ustadz bagaimana posisi tumit saat sujud, apakah tegak dengan merapatkan keduanya atau merenggangkannya? 

Jawab: Perlu diketahui, bahwa riwayat yang menjadi landasan merapatkan kedua tumit ketika sujud yaitu dari jalur Sa'id bin Abi Maryam dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Ayyub, telah menceritakan kepadaku 'Umaroh bin Ghoziyah, aku mendengar Abu Nadhroh berkata, aku mendengar 'Urwah, ia berkata 'Aisyah berkata: 


 فَقَدْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي. فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا رَاصَّا عَقِبَيْهِ مُسْتَقْبِلاَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ الْقِبْلَةَ 

“Aku kehilangan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam sewaktu beliau tidur bersamaku di atas tempat tidurku. Lalu aku mendapati beliau sedang sujud dengan merapatkan kedua tumitnya, dan ujung jari-jari kaki beliau menghadap ke arah kiblat.” (HR. Ibnu Khuzaimah 654, Ibnu Hibban 1933, Ath-Thohawi dalam "Syarh Ma’anil Atsar" 1/234 dan "Musykilul Atsar" hal. 111, Al-Hakim 1/228, Al-Baihaqi dalam "Al-Kubro" 2/116, Ibnu 'Abdil Barr dalam "At-Tamhid" 23/248 - "Laa Jadida Fi Ahkamis Sholah" hal. 72)

Syaikh Al-'Allamah Bakr Abu Zaid berkata, "Komentar Al-Hakim, "Hadits ini shohih sesuai syarat Al-Bukhori dan Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya. Aku tidak mengetahui seorangpun yang menyebut merapatkan tumit saat sujud selain dari hadits ini." -selesai-. 

Al-Imam Adz-Dzahabi menyepakati penshohihan Al-Hakim dalam Talkhish-nya. Akan tetapi penilaian Adz-Dzahabi ini terbilang ganjil, karena beliau menilai cacat hadits-hadits yang lain lantaran Yahya bin Ayyub ini. Hal itu dinyatakan oleh beliau dalam Talkhish-nya 2/201, 3/97, 4/44, 4/243. 

Lebih lanjut Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, "Yahya bin Ayyub kendati haditsnya diriwayatkan oleh "Al-Jamaah" (yakni kitab hadits yang enam) -Al-Bukhori beliau meriwayatkannya sebagai sanad pendukung-, akan tetapi para Huffadzh berbeda pendapat dengan perbedaan yang banyak, antara yang mentsiqohkan, mencelanya, dan yang bersikap pertengahan. Karena dalam haditsnya ada ghoro'ib dan manakir (hadits-hadits yang ghorib dan munkar) sehingga harus berhati-hati." (Idem, hal. 73) 

Maka Syaikh Bakr menegaskan, "Lafal "merapatkan kedua tumit saat sujud" adalah lafal yang "syadz" (lemah). Asal usul hadits ini ada dalam shohih Muslim dari 'Aisyah tanpa penyebutan "merapatkan kedua tumit". Dan komentar Al-Hakim di atas sesungguhnya sebagai bukti menunjukkan syadznya lafal tersebut." (Idem, hal. 74) 

Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i berkata, “Sekalipun Yahya bin Ayyub terbilang rowi Al-Bukhori dan Muslim, akan tetapi pada dirinya ada pembicaraan. Maka yang nampak lafal "merapatkan kedua tumit" adalah syadz (lemah).” (Ta’liq Mustadrok Al-Hakim 1/340 nomor 835) 

Jadi pendapat yang kuat adalah merenggangkan kedua tumit ketika sujud. Ini yang sesuai lahiriyah riwayat 'Aisyah, "Aku merasa kehilangan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam di suatu malam dari tempat tidurku, lantas aku mencari beliau dan tiba-tiba tanganku menyentuh kedua telapak kaki beliau yang sedang berada di masjid, kedua telapak kaki beliau tegak berdiri." (HR. Ahmad 6/58, 201, Muslim 1/352, Abu Dawud 1/547, An-Nasa'i 1/102, Ad-Daruquthni 1/143 dan Ibnu Abdil Barr dalam "At-Tamhid" 23/349) 

Lahiriyah riwayat ini menunjukkan renggangnya kedua tumit beliau; sama seperti renggangnya paha dan betis beliau ketika sujud. Para Ulama Syafiiyyah berpendapat sunnahnya merenggangkan kedua kaki ketika sujud. Hal ini disampaikan oleh Al-Imam An-Nawawi dalam "Ar-Roudhoh" 1/259. Begitu pula para Ulama Hanabilah seperti yang dinyatakan oleh Al-Burhan bin Muflih dalam "Al-Mubdi'" 1/457. Wa billahit tawfiq. 

Fikri Abul Hasan

5 komentar:

  1. Afwan Ustad.....kalau di Hadits di katakan:
    ....dan tiba-tiba tanganku menyentuh kedua telapak kaki beliau yg sdg berada di masjid, kedua telapak kaki beliau tegak berdiri.....

    Bukankah itu menunjukkan telapak kaki beliau rapat Ustadz...?? Karena saat menyentuh (sekali sentuh) terpegang kedua telapak kaki Rosulullõh Shollollõhu 'Alaihi wa Sallam....dan hal ini tdk mungkin jika kedua telapak kaki tsb renggang.

    Afwan, mohon pencerahannya Ustadz.
    Jazakallõhu khoiron.
    (Abu Atika, Joglo)

    BalasHapus
  2. Itu ta'wil yang terlalu dipaksakan, tidak ada dalil yang merinci maksud seperti itu. Menyentuh kedua telapak kaki dengan satu tangan tidak melazimkan rapatnya kedua tumit, bisa dalam kondisi renggang yang tidak terlalu berjauhan. Justru lahiriyah dalil yang shahih menunjukkan renggangnya kedua tumit seperti yang telah kami singgung di atas.

    BalasHapus
  3. Afwan, bagaimana dengan penjelasan Syaikh Albani dalam kitab Sifat Sholat Nabi dan Kitab Ensiklopedi Shalat oleh Dr.Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani. Keduanya menyatakan merapatkan tumit.
    Dengan Dalil Shohih Ibni Khuzaimah no.654 dari umul mukminin 'Aisyah Rodhiollõhu 'Anha, dengan sanad dinilai Shohih oleh Muhaqiq al-A'zhami, yg disepakati oleh Syaikh Albani. Diriwayatkan pula oleh al-Baihaqi (II/116).

    Bagaimana menyikapi perbedaan ini ustadz...??

    Jazakallõhu khoiron.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uraian kami di atas sebagai argumentasi dan kritikan sebagian Ulama terhadap keterangan Syaikh Al-'Allamah Al-Albani rahmatullah 'alaih. Perbedaan sikapi secara ilmiyyah, jika telah nampak dalilnya maka ikuti. Dan perbedaan pendapat dalam masalah ini hal yang biasa sebagaimana perbedaan dalam permasalahan fiqh yang lain. Allah yubarik fikum.

      Hapus
  4. Ustad, lantas bagaimana nasehat antum kepada kami selaku orang yang baru mengenal sunnah dan baru menunutut ilmu dalam mengamalkan perkara ini? Ana juga mengamalkan nya (merapatkan tumit) dengan merujuk kepada pendapat syaikh Albani rahimahullah. Ana mohon sudilah antum menasehati kami... Jazaakallah khoiron...

    Abu Dzaky

    BalasHapus