Minggu, 01 September 2019

Sejarah Terbunuhnya Al-Husain Rodhiyallahu 'anhu & Pengkhianatan Penduduk Kufah

(1). Bermula dari pembaiatan Yazid bin Muawiyah pada tahun 60 Hijriyah. Al-Husain bin Ali dan Abdullah bin Az-Zubair belum membaiat Yazid (mengakui kepemimpinannya) meski keduanya berada di Madinah.

(2). Utusan Yazid meminta Al-Husain dan Abdullah untuk membaiatnya, tetapi keduanya belum memutuskan sampai akhirnya keluar dengan ijtihadnya dari Madinah menuju Makkah sebelum membaiat Yazid.

(3). Penduduk Kufah (Iraq) mendengar berita Al-Husain tidak membaiat Yazid, mereka gembira dengan kabar ini karena mereka tidak menyukai Yazid dan Muawiyah.

(4). Penduduk Kufah mengirim surat kepada Al-Husain isinya, "Kami telah membaiatmu dan kami tidak ridho kepada orang selainmu." Surat-surat berdatangan hingga berjumlah 500 pucuk surat.

(5). Al-Husain mengirim Muslim bin Aqil (sepupunya) untuk mengamati perkembangan. Setelah melihat secara langsung kondisi penduduk Kufah, mereka benar-benar menolak Yazid dan hanya menginginkan Al-Husain.

(6). Yazid mengangkat Ubaidullah bin Ziyad dengan memberikan otoritas untuk menangani Kufah dan Bashroh.

(7). Ubaidullah bin Ziyad mengetahui penduduk Kufah sudah menunggu kedatangan Al-Husain lalu Ubaidullah mengirim intelejennya bernama Ma'qil yang menyamar sebagai donatur 3000 dinar untuk membantu Al-Husain.

(8). Muslim bin Aqil mengirim surat kepada Al-Husain isinya memastikan dukungan penduduk Kufah kepada Al-Husain dan meminta Al-Husain untuk segera datang ke Kufah.

(9). Ubaidullah lewat intelejennya mengetahui rencana yang akan dilakukan Muslim, namun Muslim mengambil langkah lebih cepat bersama penduduk Kufah untuk menyerang Ubaidullah di istananya.

(10). Ubaidullah saat itu sedang bersama tokoh-tokoh penduduk Kufah, maka tokoh-tokoh tersebut diimingi imbalan besar agar penduduk Kufah tidak mendukung Muslim bin Aqil dan meninggalkannya.

(11). Penduduk Kufah berkhianat, satu persatu meninggalkan Muslim bin Aqil hingga terbunuh. Sebelum wafat, Muslim sempat mengirim surat kepada Al-Husain agar kembali pulang dan mengabarkan bahwa penduduk Kufah tidak bisa dipercaya.

(12). Para shohabat yang masih hidup kala itu sempat mencegah Al-Husain pergi ke Kufah, antara lain Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abdullah bin Amr, Abu Sa'id Al-Khudri, Abdullah bin Az-Zubair dan saudara beliau sendiri Muhammad Al-Hanafiyyah.

(13). Al-Husain tidak bergeming dengan ijtihadnya tetap berangkat ke Kufah dan sampailah beliau di tempat bernama Karbala sembari berkata, "Karb" (kesedihan) dan "Bala'" (ujian).

(14). Terjadi perundingan antara Al-Husain dan utusan Ubaidillah bin Ziyad. Al-Husain meminta diberi pilihan, membiarkan dirinya pulang ke perbatasan kaum muslimin, atau menemui Yazid untuk membaiatnya.

(15). Syamr bin Dzil Jausyan orang dekatnya Ubaidullah mendesak agar Ubaidilullah saja yang memutuskan jangan Al-Husain. Ubaidullah tertarik dengan pandangannya itu sehingga memaksa Al-Husain mengikuti kemauannya tanpa pilihan.

(16). Al-Husain menolak keputusan Ubaidullah dan memilih perang. Bersama Al-Husain ada 72 penunggang kuda, sedangkan di belakang Ubaidullah ada 5000 orang tentara Kufah.

(17). Meletuslah pertempuran hingga tinggal Al-Husain sendirian dan dalam kondisi seperti itu Syamr terus menghasut pasukan agar bunuh sekalian Al-Husain hingga akhirnya beliau terbunuh.

(18). Para Ulama sepakat bahwa Yazid bin Muawiyah tidak pernah menginstruksikan bunuh Al-Husain. Yazid hanya memerintahkan Ubaidullah menghalangi Al-Husain masuk ke Kufah. Bahkan Al-Husain berbaik sangka kepada Yazid untuk memilih pergi menemuinya guna baiat.

(19). Yazid murka dengan peristiwa itu dan beliau menghormati keluarga Al-Husain dengan baik dan tidak menawannya. Kisah kepala Al-Husain dikirim kepada Yazid adalah kisah yang batil.

(20). Al-Husain terbunuh secara zalim bukan sebagai kholifah bukan pula sebagai pemberontak, beliau mati syahid dan kelak menjadi junjungan para pemuda penduduk surga sebagaimana yang diberitakan Nabi ﷺ. (Faidah dari "Hiqbah Minat Tarikh" 227-260 - Syaikh Utsman Al-Khomis)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar