Minggu, 10 Maret 2019

Istiqomah Meniti Jalan Allah

Tatkala Nabi ﷺ bersama para shohabat beliau membuat sebuah garis lurus dengan tangannya sembari berkata, "Ini adalah jalan Allah". Kemudian beliau buat garis lain di sebelah kanan dan sebelah kirinya lalu beliau berkata, "Ini adalah jalan-jalan yang di setiap jalan itu ada syaithon yang mengajak manusia kepadanya, seraya membaca firman Allah:

وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله

”Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan menceraiberaikan kalian dari jalan-Nya." (Al-An’am: 153)." (Dzhilalul Jannah fi Takhrijis Sunnah hal. 16 - shohih)

Jalan yang lurus adalah jalan menuju Allah. Hanya Nabi ﷺ yang mampu menunjukkan manusia kepada jalan Allah. Sedangkan "as-subul" adalah jalan-jalan alternatif yang di setiap ambang jalan itu ada syaithon yang mengajak manusia menyimpang dari jalan yang lurus. Nabi ﷺ mengingatkan:

وإن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة واحدة قالوا ومن هي يا رسول الله قال ما أنا عليه وأصحابي

“Sesungguhnya bani Isroil telah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan sedang umatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan. Semuanya di neraka kecuali satu golongan saja yang selamat.” Para shohabat bertanya, “Siapakah golongan yang selamat itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu golongan yang berjalan pada apa yang aku dan para Shohabatku jalani.” (HR. At-Tirmidzi 2565 dishohihkan oleh Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i dalam "Ash-Shohihul Musnad")

Beliau juga mengingatkan:

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة

"Barangsiapa yang masih hidup sepeninggalku dia akan melihat perselisihan yang banyak maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rosyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku (ketika mendapati perselisihan itu), gigitlah ia (sunnah-sunnah itu) dengan gigi-gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama karena setiap bid'ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676 beliau berkata, “Hadits hasan shohih” dan Syaikh Al-Albani menshohihkannya dalam "Shohihul Jami’" 2546)

Maka jalan yang lurus hanyalah jalan yang ditempuh Nabi ﷺ dan para shohabat. Inilah satu-satunya jalan kebenaran yang kita mohonkan dalam sholat. Bukan jalan pikiran saya, jalan pikiran Anda, jalannya organisasi maupun jalannya tradisi yang berlaku di masyarakat.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar