Kamis, 26 Juli 2018

Mengolok-olok Syariat Tanpa Maksud

Al-Qodhi 'Iyadh berkata:

وأما من تكلم من سقط القول وسخف اللفظ ممن لم يضبط كلامه وأهمل لسانه بما يقتضي الاستخفاف بعظمة ربه ، وجلالة مولاه ، أو تمثل في بعض الأشياء ببعض ما عظم الله من ملكوته ، أو نزع من الكلام لمخلوق بما لا يليق إلا في حق خالقه غير قاصد للكفر والاستخفاف ، ولا عامد للإلحاد ، فإن تكرر هذا منه ، وعرف به ، دل على تلاعبه بدينه واستخفافه بحرمة ربه وجهله بعظيم عزته وكبريائه ، وهذا كفر لا مرية فيه

“Barangsiapa yang tidak menjaga lisannya mengatakan ucapan yang salah dan ucapan yang mengandung perendahan terhadap keagungan Allah dan kemulian-Nya, atau merendahkan sebagian dari perkara-perkara yang diagungkan oleh Allah, atau menyifatkan kata-kata untuk makhluk yang sebetulnya hanya pantas ditujukan untuk Allah; tanpa bermaksud kufur dan merendahkan, atau tanpa sengaja melakukan pengingkaran, jika hal itu berulang kali dia lakukan dan dia dikenal dengan perbuatannya tersebut, maka itu menunjukkan sikapnya yang mempermainkan agama dan merendahkan kehormatan Allah dan kebodohannya terhadap keagungan dan kebesaran-Nya, maka ini adalah kekafiran tanpa keraguan." (Asy-Syifa bi Ta'rif Huquqil Musthofa hal. 1092)

Syaikh Sulaiman Alu Syaikh berkata:

من استهزأ بالله ، أو بكتابه ، أو برسوله ، أو بدينه : كفر ، ولو لم يقصد حقيقة الاستهزاء ، إجماعا

“Barangsiapa mengolok-olok Allah atau kitab-Nya atau rosul-Nya atau agama-Nya dia kafir berdasarkan ijma', meski dia tidak bermaksud mengolok-olok pada hakikatnya.” (Taysirul 'Azizil Hamid hal. 617)
__________

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar