Rabu, 16 September 2020

Ingkar kepada Thoghut & Beriman Hanya kepada Allah

Allah mengutus rosul-rosul-Nya pada setiap umat untuk tujuan yang sama yaitu beribadah (menghambakan diri) hanya kepada Allah dan menjauhi thoghut.

Allah berfirman:

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت فمنهم من هدى الله ومنهم من حقت عليه الضلالة 

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada setiap umat (untuk menyerukan), "Beribadahlah kepada Allah semata dan jauhilah thoghut itu." Maka di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada yang tetap dalam kesesatannya." (An-Nahl: 36)

Allah juga berfirman:

فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها

"Barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan beriman hanya kepada Allah maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang amat kokoh yang tidak akan putus." (Al-Baqoroh: 256)

Inilah yang menjadi esensi syahadat tauhid "laa ilaaha" yaitu menafikan thoghut, "illallaah" yaitu menetapkan hanya Allah yang berhak diibadahi.

Lalu siapakah yang maksud dengan thoghut di dalam ayat tersebut?

Al-'Allamah Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh menjelaskan, "Kata thoghut terambil dari kata thugyan yang artinya melampaui batas. Umar bin Al-Khotthob berkata, "Thoghut adalah syaithon".

Jabir berkata, "Thoghut adalah para dukun dimana syaithon turun kepada mereka." Kedua atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim

Imam Malik berkata, "Thoghut adalah semua pihak diibadahi selain Allah." 

Ibnu Katsir berkata, "Thoghut adalah syaithon dan ibadah kepada selain Allah yang dia hiasi."

Aku katakan bahwa apa yang disebutkan di atas adalah sebagian dari bentuk thoghut. Ada definisi thoghut yang lebih luas cakupannya sebagaimana yang disebutkan oleh Al-'Allamah Ibnul Qoyyim, beliau berkata:

كل ما تجاوز به العبد حده من معبود أو متبوع أو مطاع

"Thoghut adalah semua oknum yang disikapi seorang hamba dengan melampaui batas padanya, baik dalam bentuk sesuatu yang disembah, atau sesuatu yang diikuti, atau sesuatu yang ditaati." (Fat-hul Majid hal.19)

Sesuatu yang disembah seperti keris yang dikultuskan, kuburan yang dikeramatkan, sosok yang diyakini dapat mendatangkan manfaat menolak mudhorot. 

Sesuatu yang diikuti seperti pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Islam seperti liberal, sekuler atau tokoh yang diikuti dalam kesesatan.

Sesuatu yang ditaati seperti para pemimpin yang mengajak berhukum kepada selain hukum Allah dan Rosul-Nya ﷺ atau menyelisihi hukum Allah dan Rosul-Nya ﷺ.

Akan tetapi thoghut itu kadang disebut thoghut akbar (besar) dan kadang disebut thoghut ashghor (kecil). Syaikh Al-'Allamah bin Baz berkata:

"Barangsiapa yang berhukum dengan selain hukum Allah maka dia adalah thoghut. Namun kalau dia mengakui dan menyadari dirinya telah berbuat kesalahan maka dia pelaku maksiat (bukan pelaku kekafiran) ini yang disebut thoghut ashghor. Tetapi kalau sampai pada tahap menghalalkannya maka dia disebut thoghut akbar yang pelakunya kafir dan menyesatkan." (Subulussalam hal. 121)

Maka bila kita renungkan bagaimana keadaan manusia, tentu tidak sedikit orang-orang yang berpaling dari jalannya Rosul ﷺ dan lebih memilih jalannya thoghut. 

Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita semua kepada jalan tauhid dan sunnah Nabi ﷺ, wa billaahit tawfiq.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar