Rabu, 16 September 2020

5 Kalimat Syahadat Berislam

Dari Ubadah bin Ash-Shomit rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Rosulullah ﷺ bersabda:

من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله وأن عيسی عبد الله ورسوله وكلمته ألقاها الی مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة علی ما كان من العمل

“(1) Barangsiapa yang bersaksi tidak ada sesembahan yang benar selain Allah tidak ada sekutu baginya, (2) dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rosul-Nya, (3) bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan rosul-Nya serta kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh yang diciptakan-Nya, (4) bersaksi surga itu benar adanya, (5) dan bersaksi neraka itu benar adanya niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan kualitas amal yang dia lakukan.” (HR. Al-Bukhori 3435 dan Muslim 28)

Ubadah bin Ash-Shomit bin Qois Al-Anshori Al-Khozroji, Abul Walid, beliau orang yang terpandang, terlibat dalam perang Badr yang terkenal. Wafat di Romlah (kota di Palestina) tahun 34 H dalam usia 72 tahun. Sebagian peneliti mengatakan beliau hidup sampai masa kekhilafahan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. (Fat-hul Majid hal. 34)

Syaikh Abdullah Al-Jarullah menjelaskan, "Bersaksi artinya mengucapkan kalimat syahadat dengan menyadari maknanya dan mengamalkan kandungannya lahir batin. Kata “syahida” (شهد) menunjukkan persaksian yang dianggap tidak sah kecuali apabila didasari ilmu, keyakinan, ikhlas dan pembenaran.

"Laa ilaaha illallaah" artinya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah. Maka bila mengucapkan kalimat syahadat tanpa mengetahui maknanya, tanpa didasari keyakinan dan tidak menjalankan konsekuensinya berupa sikap “al-baro'” (berlepas diri) dari segala bentuk kesyirikan serta mengikhlaskan perkataan dan perbuatannya hanya untuk Allah, maka kalimat syahadat yang diucapkannya sama sekali tidak berguna.

Persaksian bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rosul-Nya (utusan-Nya) mengonsekuensikan seseorang beriman kepada beliau, membenarkan semua yang beliau beritakan, menaati apa yang beliau perintahkan, meninggalkan apa yang beliau larang. Beliau adalah seorang hamba yang tidak boleh disembah, dan beliau juga seorang rosul (utusan Allah) yang tidak boleh didustakan, wajib menaati perintah beliau dan mengikuti petunjuknya.

Isa adalah hamba Allah dan rosul-Nya. Persaksian ini membantah keyakinan Nashoro terhadap Isa ‘alaihissalam yang dianggap sebagai Tuhan atau anak Tuhan atau salah satu dari tiga oknum (trinitas) karena beliau juga hamba Allah. Dan persaksian ini juga membantah tuduhan orang-orang Yahudi yang menuding beliau sebagai anak zina karena beliau adalah rosul-Nya. Maka Keabsahan Islam seseorang ditentukan oleh sikap baro'-nya dari keyakinan Yahudi dan Nashoro.

Sedangkan yang dimaksud kalimat-Nya adalah perkataan Allah, “Kun!” (jadilah!), maka jadilah dia. Allah menciptakan Isa dengan kalimat yang disampaikan kepada Maryam melalui malaikat Jibril setelah beliau mendapat perintah Allah untuk meniupkan ruh ciptaan-Nya ke dalam rahim Maryam.

Bersaksi bahwa surga yang diberitakan Allah di dalam Al-Qur’an sebagai tempat yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa adalah benar adanya dan tidak ada keraguan. Begitu pula neraka yang Allah beritakan di dalam Al-Qur’an sebagai tempat orang-orang kafir tidak ada keraguan padanya.

Maka orang yang bersaksi dengan kebenaran lima kalimat syahadat tersebut akan masuk surga sesuai dengan kualitas amalannya. Ahli tauhid pastinya akan masuk surga hanya saja sesuai dengan amalannya. Ada yang derajatnya lebih tinggi, ada pula yang lebih rendah." (Al-Jami’ul Farid hal. 15-17)

Beberapa Faidah Yang Dapat Kita Ambil Dari Pelajaran Ini:

(1). Sekedar mengucapkan kalimat syahadat belum cukup akan tetapi harus didukung dengan ilmu tentang syarat dan rukunnya, keyakinan, keikhlasan dan mengamalkan kandungannya lahir batin.

(2). Bukti kecintaan kepada Nabi ﷺ dengan menjalankan konsekuensi syahadat ketaatan kepada beliau ﷺ. Banyak orang yang mengaku cinta tetapi kenyataannya lebih mengikuti kebiasaan masyarakat daripada petunjuk beliau dalam sunnahnya.

(3). Islam tidak hanya mengajarkan al-wala' (loyalitas) kepada Allah dan Rosul-Nya ﷺ tetapi juga mengajarkan al-baro' (antipati) dari segala hal yang dibenci Allah dan Rosul-Nya berupa kekufuran dan kesyirikan yang ada pada agama lain.

(4). Beriman kepada perkara ghoib meliputi hari kebangkitan, surga dan neraka.

(5). Hadits yang agung ini redaksinya ringkas tetapi maknanya luas terkandung di dalamnya masalah-masalah aqidah dan mengumpulkan di dalamnya apa yang dikeluarkan oleh aliran-aliran kekufuran sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Imam An-Nawawi.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar