Selasa, 28 Juli 2020

Aqidah Al-Imam Syafii Aqidah Salaf

Sebagian kalangan ada yang menyatakan Imam Asy-Syafii aqidahnya Asy'ari atau ajaran Asy-Syafii tidak berbeda dengan madzhab Asy'ariyyah..

Jelas ini ucapan yang mengada-ada karena faktanya Al-Imam Asy-Syafii hidup jauh lebih dulu sebelum lahirnya Abul Hasan Al-Asy'ari dan beliau semasa hidupnya tidak mengenal paham Asy'ariyyah sama sekali.

Maka untuk mengetahui aqidah Al-Imam Asy-Syafii kita perlu merujuk kepada pernyataan beliau yang tercatat di dalam kitabnya atau yang diriwayatkan oleh murid-muridnya.

Di antara ucapan Al-Imam Asy-Syafii yang sampai kepada kita sebagai berikut, "Segala puji bagi Allah sebagaimana Dia mensifati diri-Nya dan Dia di atas semua yang disifatkan oleh makhluk-Nya." (Ar-Risalah hal. 8)

Ucapan Al-Imam Asy-Syafii ini dikomentari oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, "Di sini Al-Imam Asy-Syafii menegaskan bahwa Allah memiliki sifat yang sesuai dengan apa yang Dia tetapkan bagi dzat-Nya di dalam kitab-Nya serta melalui lisan Rosul-Nya ﷺ." (Majmu' Fatawa 7/257)

Kemudian juga ada riwayat Abu Ya'la yang membawakan sanadnya dari Yunus bin Abdil A'la Al-Mishri ia berkata, "Aku mendengar Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafii ketika beliau ditanya tentang sifat-sifat Allah dan apa yang harus diimani maka beliau mengatakan, "Allah tabaroka wa ta'ala memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang diterangkan di dalam kitab-Nya dan diberitakan oleh Nabi-Nya ﷺ kepada umatnya, maka tidak ada alasan bagi siapa saja yang telah sampai kepadanya hujjah Al-Qur'an was Sunnah lantas ia menolaknya." (Siyar A'lamin Nubala 10/79-80)

Selain itu juga ada kitab "Syarhussunnah" yang ditulis oleh Al-Imam Al-Muzani (264 H) murid Al-Imam Asy-Syafii, penolong madzhabnya Asy-Syafii dan yang memandikan jenazahnya Al-Imam Asy-Syafii.

Kitab "Syarhussunnah" Al-Muzani memuat pembahasan aqidah Salaf tentang ketinggian Allah di atas Arsy-Nya, definisi iman, Al-Qur'an kalamullah bukan makhluk, sifat-sifat Allah serta penyimpangan terhadap nama dan sifat-sifat Allah seperti yang dilakukan ahli kalam.

Berdasarkan nash ini dan nash-nash yang lain kita mengetahui secara pasti bagaimana madzhabnya Al-Imam Asy-Syafii dalam menetapkan sifat-sifat Allah. Kita juga mengetahui bahwa madzhab beliau selamat dari bid'ahnya ahli kalam serta kesesatan yang mereka utamakan daripada ketundukan kepada dalil Al-Qur'an was Sunnah yang kadung mereka yakini sebagai sebuah agama. (Manhajul Imam Asy-Syafii Fi Itsbatil Aqidah hal. 333)

Maka aqidah Al-Imam Asy-Syafii mengikuti aqidahnya para shohabat dalam menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana yang Allah sifatkan bagi diri-Nya dan disifatkan oleh Rosul-Nya ﷺ sesuai dengan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya yang Mahasempurna tidak serupa dengan makhluk.

Al-Imam Asy-Syafii menetapkan sifat-sifat Allah tanpa tahrif (mengubah maknanya) seperti yang dilakukan oleh kalangan Asy'ariyyah. Tanpa ta'thil (menolaknya) seperti yang dilakukan oleh kalangan Jahmiyyah. Tanpa takyif (menanyakan bagaimananya) seperti yang dilakukan oleh para filosof. Tanpa tamtsil (menyerupakannya dengan makhluk) seperti yang dilakukan oleh mumatstsilah. 

Inilah aqidah Ahlussunnah yang bersumber dari Rosulullah ﷺ dan para shohabat beliau yang diikuti oleh orang-orang yang tulus setelahnya seperti Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafii, Al-Auza'i, Ats-Tsawri, Al-Laits bin Sa'd, Ahmad bin Hanbal, Is-haq bin Rohuyah dan para Ulama sepeninggal mereka hingga sekarang.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar