Sabtu, 02 Mei 2020

Derajat Hadits Memaafkan Kezaliman

Assalamu'alaikum ahsanallah ilaikum ustadz apakah hadits dibawah ini derajatnya shahih?

"Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi beliau yang putih dan rapih. 

Umar yang berada di di situ, bertanya, "Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  menjawab, "Aku diberitahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku’.

Allah berfirman, "Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya?"

Orang itu berkata,  "Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya."

Sampai di sini, mata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkaca-kaca. Beliau Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis... Lalu, beliau Rasulullah berkata, "Hari itu adalah hari yang begitu mencekam dimana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya."

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan kisahnya. Lalu Allah berfirman kepada orang yang mengadu tadi, "Angkat kepalamu..!"

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata, "Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana2 sangat megah yang terbuat dari emas, dan di dalamnya terdapat singgasana yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan berlian, intan dan permata. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana, ya Rabb? Untuk syuhada yang mana, ya Rabb?’

Allah berfirman, "Istana-istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya." Orang itu berkata, "Siapakah yang bakal mampu membayar harganya, ya Rabb?"

Allah berfirman, "Engkau juga mampu membayar harganya." Orang itu terheran-heran, sambil berkata, "Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?"

Allah berfirman, "Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku." Orang itu berkata, "Ya Rabb, kini aku memaafkannya."

Allah berfirman, "Kalau begitu, pegang tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu." 

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda, "Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin." (HR. Al-Hakim dengan sanad yang shahih)

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Hadits tersebut dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam "Al-Mustadrok" (8718) dari jalur Abdullah bin Bakr As-Sahmi, telah mengabarkan kami Abbad bin Syaibah Al-Habathi, dari Sa'id bin Anas, dari Anas bin Malik secara marfu'. 

Sanad hadits ini dilemahkan oleh para Ulama karena rowi Abbad bin Syaibah statusnya dho'if sedangkan Syaikhnya yaitu Sa'id bin Anas adalah rowi yang majhul. Sebab itu penshohihan Al-Hakim sendiri tidak disepakati oleh Al-Imam Adz-Dzahabi.

Pakar hadits kontemporer Syaikh Al-'Allamah Al-Albani mengatakan, "Dho'if jiddan". (Dho'if At-Targhib 1469)

Karena sangat lemah maka tidak halal menganggap riwayat tersebut sebagai sabda Nabi ﷺ. 

Kendati demikian, meminta maaf apabila berbuat salah atau memaafkan kesalahan orang lain adalah perkara yang sangat ditekankan oleh syariat. Bahkan di antara Salaf ada yang memohon kepada Allah ampunan untuk orang yang telah menzaliminya, wa billahit tawfiq.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar