Minggu, 09 Agustus 2020

Sifat Ma'iyyah Allah

Terkait ma'iyyah (kebersamaan) Allah dengan makhluk-Nya pandangan manusia terbagi menjadi tiga golongan:

(1). Kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya secara umum bermakna kebersamaan ilmu-Nya yang Maha mengetahui meliputi seluruh makhluk-Nya, dan secara khusus bermakna memberi pertolongan dan dukungan kepada mereka dengan tetap meyakini ketinggian Allah di atas arsy-Nya.

(2). Kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya bermakna Dia bersama mereka di bumi. Konsekuensi pemahaman ini menafikan ketinggian Allah di atas arsy-Nya.

(3). Kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya bermakna Dia bersama makhluk-Nya di bumi dengan tetap meyakini ketinggian Allah di atas arsy-Nya.

Pemahaman yang benar adalah golongan yang pertama. Ini golongan Salaf dimana madzhab mereka dibangun di atas dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah bersih dari bid'ah ilmu kalam.

Golongan kedua disepakati oleh para Salaf kebatilannya. Golongan ini yang anut oleh kalangan Hululiyyah, Jahmiyyah dan beberapa kelompok yang sejalan dengan mereka yang terpengaruh dengan bid'ah ilmu kalam.

Golongan ketiga dengan anggapannya itu mereka telah berdusta karena dalil-dalil tentang kebersamaan Allah tidak menunjukkan Allah membumi dengan makhluk-Nya. (Faidah "Al-Qowa'idul Mutsla" hal. 65)

Dengan demikian, Islam tidak mengenal ajaran manunggaling kawulo gusti yaitu menyatunya hamba dengan Al-Kholiq (sang pencipta) yang secara lahirnya manusia namun secara batinnya menitis sifat ketuhanan seperti yang dianut Hululiyyah.

Keyakinan semacam ini jelas aqidah yang batil yang nyata-nyata bertolak belakang dengan aqidah yang diajarkan oleh Rosulullah ﷺ.

Begitupula dengan aqidah wihdatul wujud yang meyakini semua yang ada di alam ini sebagai jelmaan Tuhan seperti yang dianut dalam kepercayaan animisme.

Penyimpangan semua itu sebabnya karena memahami sifat ma'iyyah Allah dengan mengandalkan logika dan perasaan semata. 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar