Sabtu, 04 Juli 2020

Modal Utama Penuntut ilmu

Menuntut ilmu termasuk seutama-utama amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, kunci segala kebaikan, sebab dimudahkannya jalan seorang hamba menuju surga. 

Oleh karena itu, penting bagi para pembelajar untuk meluruskan niatnya sebelum menuntut ilmu dan membersihkan hatinya dari segala hal yang berpotensi menodainya.

Dinukilkan dari para Salaf tentang ucapan mereka dalam menuntut ilmu:

طلبنا العلم لغير الله فأبى أن يكون إلا لله

"Kami menuntut ilmu awalnya karena selain Allah tetapi ilmu itu enggan pada kami hingga kami niatkan ikhlas karena Allah." (Syarh Alfiyyah As-Suyuthi 2/101 - Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Ali Al-Itsyubi)

Ikhlas artinya memurnikan niat dalam bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah, membersihkan hati dari tujuan-tujuan tercela seperti ingin dipuji, takut dicela, ingin diakui, mencari popularitas maupun ambisi-ambisi duniawi yang lain.

Allah telah mengingatkan kita tentang keharusan ikhlas di dalam firman-Nya:

وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين

“Tidaklah mereka diperintah melainkan agar beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama hanya untuk-Nya.” (Al-Bayyinah: 5)

Juga peringatan Rosulullah ﷺ dari bahaya melencengnya niat dalam menuntut ilmu. Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu 'anhu bahwa Rosulullah ﷺ bersabda:

من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة

"Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya hanya mengharapkan Wajah Allah tetapi dia pelajari untuk tujuan memperoleh dunia (harta dan kedudukan) kelak dia tidak akan mendapatkan aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 8457, Abu Dawud 3664, Ibnu Majah 252, Shohih Ibnu Hibban 78, Musnad Abu Ya'la 6373, Al-Baihaqi dalam "Syu'abul Iman" 1634 dishohihkan oleh Syaikh bin Baz dan Syaikh Nashir)

Syaikh Al-'Allamah Adzhim Abadi (1319 H) rohimahullah menjelaskan, "Bahwa yang dimaksud mengharap Wajah Allah dalam hadits tersebut adalah ikhlas yang dicari hanya keridhoan Allah." (Aunul Ma'bud 5/202)

Urgensi ikhlas dalam menuntut ilmu juga dinasihatkan oleh Syaikh Al-'Allamah Bakr Abu Zaid rohimahullah:

وعليه فالتزم التخلص من كل ما يشوب نيتك في صدق الطلب كحب الظهور والتفوق على الأقران وجعله سلما لأغراض وأعراض من جاه أو مال أو تعظيم أو سمعة أو طلب محمدة أو صرف وجوه الناس إليك

"Wajib atas para penuntut ilmu senantiasa membersihkan hatinya dari segala hal yang mengotori niatnya dalam mempelajari ilmu seperti senang menonjolkan diri, merasa di atas kawan selevel, serta menjadikan ilmunya sebagai tangga untuk meraih ambisi duniawi seperti kedudukan, harta, penghormatan, ingin didengar, mencari pujian atau ingin memalingkan wajah manusia kepadanya. 

فإن هذه وأمثالها إذا شابت النية أفسدتها وذهبت بركة العلم  ولهذا يتعين عليك أن تحمي نيتك من شوب الإرادة لغير الله تعالى بل وتحمي الحمى

Semua tujuan itu bila telah mencampuri niat seseorang dalam menuntut ilmu maka akan merusaknya dan menghilangkan keberkahan ilmu yang dipelajarinya. Oleh sebab itu, wajib atas dirimu menjaga niat dari tujuan-tujuan selain Allah serta melindunginya." (Hilyah Tholibil 'Ilmi hal. 10)

Sumber:
Ebook "Rambu-Rambu Menuntut Ilmu" 
Fikri Abul Hasan

Download buku via telegram channel
https://t.me/manhajulhaq

0 comments:

Posting Komentar