Rabu, 20 November 2019

Hakikat Beriman kepada Allah

Iman kepada Allah adalah rukun iman pertama dari rukun iman yang enam. Pengertian iman adalah i'tiqod (keyakinan) dalam hati, diucapkan dengan lisan, diamalkan dengan anggota badan. 

Keimanan kepada Allah meliputi empat perkara:

(1). Mengimani Keberadaan Allah.

Hal ini ditunjukkan oleh fitroh (hadits setiap anak dilahirkan di atas fitrohnya maka orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashroni, Majusi), akal sehat (adanya makhluk), syariat (Al-Qur'an was Sunnah) dan inderawi (terkabulnya doa dan mukjizat para Nabi)

(2). Mengimani Rububiyyah-Nya.

Meyakini bahwasannya Allah sebagai satu-satu-Nya pihak yang Maha Pencipta, mengatur alam, memberi rizqi, menghidupkan dan mematikan. Allah berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia tinggi di atas ‘Arsy-Nya . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-A’rof: 54)

(3). Mengimani Uluhiyyah-Nya.

Meyakini bahwasannya Allah satu-satu-Nya pihak yang berhak untuk diibadahi tidak ada sekutu bagi-Nya.

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ 

"Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Mahaesa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Al-Baqoroh: 163)

(4). Mengimani Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya.

Meyakini bahwasannya Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang mulia yang Allah tetapkan bagi diri-Nya di dalam Al-Qur'an dan ditetapkan Nabi-Nya di dalam As-Sunnah sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa "tahrif" (mengubah maknanya), tanpa "ta'thil" (menafikannya), tanpa "takyif" (menanyakan bagaimananya), tanpa "tasybih" (menyerupakan-Nya dengan makhluk).

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 

"Hanya milik Allah asma'ul husna (nama-nama yang Mahaindah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma'ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Kelak mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'rof: 180)

Apa Faidah Beriman Kepada Allah Ta'ala?

(1). Dapat merealisasikan tauhid dengan benar.
(2). Sempurnanya kecintaan kepada Allah (tidak menafikan kecintaan bersifat tabiat).
(3). Menghambakan diri hanya kepada Allah tidak kepada makhluk. (Subulussalam Fima Laa Yanbaghi Lilmuslim Jahluh hal. 46-48 secara ringkas)

Para ulama menegaskan, bahwa keimanan kepada Allah harus meliputi keempat hal di atas. Jika tidak, atau hanya mengimani salah satunya saja, maka dia bukan seorang mukmin. 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar