Minggu, 24 Mei 2020

Lulus Romadhon?

Assalamu'alaikum, ustadz apakah tanda orang yang lulus Ramadhan hatinya jadi lebih khusyu, cepat menangis, mudah tersentuh? Syukran barakallahu fikum.

Jawab: Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Apa yang disebutkan itu tanda orang yang lembut hatinya bukan tanda khusus berkaitan dengan Romadhon. Karena hakikat khusyu adalah "linul qolb" (kelembutan hati) sehingga mudah tersentuh dan gampang menetes air mata. 

Sedangkan orang yang lulus belum tentu diterima. Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu 'anhu berkata:

 كونوا لقبول العمل أشد اهتماما منكم بالعمل ألم تسمعوا الله عز وجل يقول: إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

"Jadikanlah oleh kalian diterimanya amalan sebagai perhatian yang paling besar daripada amalan kalian itu sendiri. Tidakkah kalian mendengar firman Allah, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertaqwa." (Al-Ikhlas wan Niyyah Ibnu Abid Dunya 10) 

Adapun tanda orang yang diterima amalannya di bulan Romadhon adalah istiqomah mengupayakan kebaikan setelahnya dengan berpuasa kembali, qiroah lagi, sholatnya menjadi lebih baik.

Al-Hafidzh Ibnu Rojab Al-Hanbali berkata, Bahwa kembali lagi berpuasa sesudah puasa Romadhon adalah tanda diterimanya amalan puasa Romadhon. Sesungguhnya Allah apabila menerima amalan seorang hamba maka Dia akan membimbingnya untuk beramal sholih setelahnya.

Sebagian Ulama berkata, "Balasan dari kebaikan adalah kebaikan sesudahnya, barangsiapa yang mengamalkan kebaikan lalu diikuti dengan kebaikan setelahnya, maka itu pertanda diterimanya amalan kebaikan yang sebelumnya. Adapun orang yang mengamalkan kebaikan namun diikuti dengan kejelekan setelahnya maka itu pertanda tertolaknya kebaikan dan tidak diterimanya amalan.” (Latho'iful Ma’arif hal. 221)

Kendati demikian, tidak berarti orang yang diterima amalan sholihnya lantas sama sekali selamat dari berbuat dosa dan kesalahan. Akan tetapi keadaannya menjadi lebih baik meski dirinya masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Semoga Allah menerima amalan ibadah kita dan memaafkan dosa dan kesalahan kita, wa billaahit tawfiq.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar