Sabtu, 23 November 2019

Hakikat Beriman kepada Para Rosul

Rosul adalah orang yang diturunkan kepadanya wahyu berupa syariat dan diperintahkan untuk menyampaikan. 

Rosul pertama adalah Nabi Nuh 'alaihissalam, sedangkan Rosul terakhir adalah Nabi Muhammad ﷺ. Allah berfirman:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepada engkau sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan kepada para Nabi sesudahnya.” (An-Nisa’: 163)

Allah berfirman tentang Nabi Muhammad ﷺ:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu tetapi ia adalah Rosulullah dan penutup para Nabi.” (Al-Ahzab: 40)

Tidak ada satu umat pun yang sunyi dari diutusnya seorang Rosul yang membawa syariat khusus atau syariat yang telah diperbaharui bagi kaumnya. Allah berfirman:

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (Fathir: 24)

Para Rosul adalah orang-orang istimewa dari kalangan manusia yang juga punya sifat-sifat manusiawi seperti sakit, mati, dan mereka tidak memiliki kekuasaan mengatur alam atau hak untuk diibadahi. Allah berfirman:

“Katakanlah (hai Muhammad ﷺ), "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula kuasa) menolak kemudhorotan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghoib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan tertimpa kemudhorotan. Aku tiada lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’rof: 188)

Beriman kepada para Rosul meliputi empat perkara:

(1). Beriman bahwa risalah yang dibawa oleh para Rosul benar-benar datang dari Allah. Barangsiapa yang mengingkari risalah salah seorang saja dari Rosul itu maka hukumnya sama seperti mengingkari risalah para Rosul seluruhnya.

Allah berfirman, “Kaum Nuh telah mendustakan para Rosul.” (Asy-Syu'aro: 105)

Meski belum ada Rosul lain yang diutus selain Nabi Nuh 'alaihissalam tetapi Allah mengatakan bahwa mereka telah mendustakan para Rosul.

(2). Beriman dengan nama-nama Rosul yang diketahui seperti para Rosul dari kalangan ulul 'azmi yaitu Nuh, Ibrohim, Musa, Isa & Muhammad ﷺ junjungannya para Nabi dan para Rosul. Adapun nama-nama Rosul yang belum diketahui maka diimani secara global. 

Allah berfirman, "Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rosul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (Ghofir: 78)

Dan para Rosul itu ditolong oleh Allah dengan mukjizat-mukjizat seperti mukjizat Nabi Muhammad ﷺ dalam peristiwa Isro' Mi'roj, dan mukjizat beliau yang terbesar adalah Al-Qur'an.

(3). Membenarkan berita-berita yang shohih riwayatnya bersumber dari para Rosul.

(4). Beramal dengan syariat Nabi Muhammad ﷺ penutup para Rosul yang diutus untuk seluruh manusia. Allah berfirman, "Maka demi Robbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65)

Faidah Beriman kepada Para Rosul

(1). Menyadari kasih sayang Allah dan pemeliharaan-Nya terhadap hamba-Nya.
(2). Bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang besar dengan diutusnya para Rosul.
(3). Mencintai Rosulullah ﷺ dan mengagungkannya sesuai kedudukan beliau. (Subulussalam Fima Laa Yanbaghi Lilmuslim Jahluh hal. 52-53)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar