Senin, 25 November 2019

Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

Hari akhir atau hari kiamat adalah hari dimana Allah membangkitkan seluruh manusia untuk membalas amal perbuatan mereka. Ahli surga akan menetap di tempatnya, sedangkan ahli neraka akan menetap di tempatnya.

Beriman kepada hari akhir meliputi tiga perkara:

(1). Beriman dengan hari kebangkitan yaitu Allah menghidupkan kembali yang mati setelah ditiupkannya sangkakala (tiupan kedua) maka manusia bangkit berdiri di hadapan Robbnya. Allah berfirman:

 ثم إنكم يوم القيامة تبعثون

"Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat." (Al-Mu’minun: 16)

(2). Beriman dengan hisab (perhitungan amal) dan balasan. Allah akan memperhitungkan amalan seorang hamba dan membalasnya. Hal ini telah ditunjukkan oleh dalil-dalil Al-Qur'an was Sunnah serta ijma'. Allah berfirman:

ونضع الموازين القسط ليوم القيامة فلا تظلم نفس شيئا وإن كان مثقال حبة من خردل أتينا بها وكفى بنا حاسبين

"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan." (Al-Anbiya': 47)

(3). Beriman dengan adanya surga dan neraka dan beriman dengan segala hal yang akan terjadi setelah kematian seperti fitnah kubur, pertanyaan munkar nakir, azab kubur, shiroth, mizan, syafaat dan semua itu termasuk perkara yang ghoib.

Faidah Beriman kepada Hari Akhir

(1). Mendorong seorang hamba untuk menjalani ketaatan dan meraih keutamaan.
(2). Menjauhi kedurhakaan kepada Allah dan Rosul-Nya ﷺ.
(3). Pelipur lara bagi seorang mukmin atas apa yang luput darinya dari hal-hal dunia.

Tidaklah mengingkari adanya hari kebangkitan ini selain orang kafir. Allah berfirman,

"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghobun: 7)

Adanya hari kebangkitan juga dapat dibuktikan secara akal dan inderawi.

Secara akal, Allah kuasa mengadakan langit dan bumi beserta penghuninya, maka mudah bagi Allah untuk mengembalikannya lagi setelah kehancurannya.  

Adapun secara inderawi, Allah telah memperlihatkan kepada hamba-Nya ada orang yang hidup setelah mati seperti yang Allah sebut dalam surat Al-Qur'an antara lain kisah orang yang terbunuh dari kalangan Bani Israil dan juga Nabi Isa yang diberi mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati. (Subulussalam Fima Laa Yanbaghi Lilmuslim Jahluh hal. 54-55) 

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar