Selasa, 04 Juni 2019

Apakah Sebelum Sholat Ied & Sesudahnya Disyariatkan Sholat?

Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma:

أن رسول الله ﷺ خرج يوم أضحى أو فطر فصلى ركعتين لم يصل قبلها ولا بعدها ثم أتى النساء ومعه بلال فأمرهنا بالصدفة فجعلت المرأة تلقي خرصها وتلقي سخابها

"Bahwa Rosulullah ﷺ keluar menuju lapangan di hari Iedul Adh-ha atau Iedul Fithri maka beliau sholat Ied sebanyak dua rokaat, tidak didahului sholat sebelumnya maupun sholat setelahnya, lalu beliau ﷺ mendatangi shof wanita dan bersama beliau ada Bilal, maka beliau ﷺ memerintahkan para wanita untuk bersedekah, maka mulailah mereka melemparkan perhiasan cincin dan kalungnya (ke kain yang dibentangkan Bilal)." (HR. Al-Bukhori 964 dan Muslim 2057)

Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Ali Al-Ithyubi -hafidzhohullah- menjelaskan, "Para Ulama berselisih pendapat terkait hukum sholat sebelum sholat Ied dan setelahnya.

(1). Tidak sholat sebelumnya dan setelahnya. Ini pendapat Ibnu Umar, Ali, Ibnu Mas'ud, Hudzaifah, Ibnu Abi Aufa, Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Amr.

(2). Sholat sebelumnya dan setelahnya. Ini pendapat Anas bin Malik, Abu Huroiroh, Al-Hasan Al-Bashri dan saudaranya Sa'id, Jabir bin Zaid, Urwah bin Az-Zubair, Asy-Syafii. 

(3). Sholat setelahnya dan tidak sholat sebelumnya. Ini pendapat Abu Mas'ud Al-Badri, Ibnu Mas'ud dalam riwayat lain, Alqomah, Al-Aswad, Mujahid, Ibnu Abi Laila, Sa'id, Ibrohim An-Nakho'i, Ats-Tsauri, Al-Auza'i, ash-habur ro'yi.

(4). Makruh sholat di lapangan sebelum sholat Ied maupun setelahnya, dan diberi rukhshoh (keringanan) di selain lapangan. Ini pendapat Malik, Ishaq bin Rohuyah. (Al-Awsath 4/268-269 - Al-Imam Ibnul Mundzir)

Pendapat yang lebih kuat di sisi kami (Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Ali Al-Ithyubi), tidak disyariatkan sholat sebelum sholat Ied maupun setelahnya karena tidak ada dalil yang tsabit dari Nabi ﷺ yang menyontohkannya. (Al-Bahrul Muhith Ats-Tsajjaj 17/476-477)

Adapun riwayat yang menyebutkan, "Rosulullah ﷺ tidak pernah sholat sebelum sholat Ied, namun apabila beliau kembali ke rumahnya maka beliau sholat dua rokaat", statusnya dho'if (lemah) dalam sanadnya ada Abdullah bin Muhammad Al-Qurosyi serta menyelisihi riwayat shohih Ibnu Abbas di atas.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar