Senin, 29 April 2019

Kenapa Puasa Dinisbatkan kepada Allah?

Penjelasannya Ustadz, mengapa dalam hadits qudsi Allah nisbatkan puasa kepada diri-Nya tidak seperti ibadah-ibadah yang lain? "Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya." Barokallohu fikum wa jazakumulloh khoir

Jawab: Ada beberapa pendapat di kalangan Ulama, antara lain puasa adalah ibadah yang perspektifnya lebih kepada meninggalkan hawa nafsu dan syahwat secara sempurna karena Allah, hal itu tidak didapati dalam ibadah-ibadah yang lain. 

Contohnya seperti ibadah haji yang hanya diperintah meninggalkan hubungan suami isteri dan segala sarana yang dapat mengantarkan kepadanya seperti memakai wewangian tanpa meninggalkan kebutuhan syahwat lainnya seperti makan dan minum. Begitupula ibadah sholat meski meninggalkan makan, minum dan berhubungan namun waktunya sangat terbatas sehingga tidak merasa kehilangan syahwatnya. Bahkan seseorang dilarang sholat bila jiwanya sangat berkeinginan kepada makanan yang sudah dihidangkan agar dapat lebih khusyu dalam sholatnya. 

Maka tatkala dorongan syahwat orang yang berpuasa begitu kuat untuk memperoleh apa yang diinginkan jiwanya, bersamaan dengan adanya kemampuan untuk melakukan hal itu, lalu dia tinggalkan semuanya karena Allah meski di tempat yang tidak dilihat oleh seorangpun kecuali Allah, dia lebih menaati Robbnya, menjauhi larangan-Nya dan mengharap pahala dari-Nya, maka Allah jadikan amalan puasa ini bagi diri-Nya secara khusus serta Allah balas dengan ganjaran yang berkali-kali lipat tidak sebagaimana amalan ibadah yang lain.

Sebagian Ulama yang lain berpendapat, puasa adalah ibadah yang sifatnya tersembunyi (niat batin) antara hamba dengan Robbnya yang tidak diketahui oleh seorangpun. Karena itu amalan puasa tidak dicatat oleh malaikat pencatat amalan tidak sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Demikian jawaban yang kami ringkas dari keterangan Al-Hafidzh Ibnu Rojab Al-Hanbali rohimahullah.

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar