Selasa, 23 April 2019

Kapan Pertama Kali Puasa Diwajibkan?

Syaikh Al-'Allamah Sholih Al-Fawzan menjelaskan, "Para Ulama berkata dahulu di awal Islam kaum muslimin diberi pilihan antara berpuasa atau membayar fidyah. Allah berfirman:

وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون

“Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya wajib membayar fidyah (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Baqoroh: 184)

Namun kemudian pilihan itu dihapus (yang benar dihapus bagi orang yang mampu berpuasa sedangkan yang tidak mampu karena lanjut usia atau sakit yang tidak berpeluang sembuh maka ayat tersebut tetap berlaku mereka boleh berbuka tetapi membayar fidyah) dan Allah mewajibkan puasa atas setiap individu berdasarkan firman-Nya:

فمن شهد منكم الشهر فليصمه

“Karena itu barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah dia berpuasa.” (Al-Baqoroh: 185)

Hikmah dari semua itu adalah bahwa pensyariatan diberlakukan secara bertahap tidak sekaligus dan ini bukti bahwa syariat Islam adalah syariat yang rahmat bagi manusia. Karena mereka pada waktu itu belum terbiasa berpuasa, andaikata langsung diwajibkan maka hal itu akan memberatkan mereka. Sebab itu mereka diberi pilihan antara puasa atau membayar fidyah dan setelah mantap keimanan mereka dan jiwa mereka sudah siap menerima syariat dan sudah terbiasa dengan puasa, barulah Allah wajibkan atas mereka berpuasa.

Puasa Romadhon baru diwajibkan pada tahun ke 2 hijriyyah dan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam telah berpuasa sembilan kali Romadhon maka jadilah puasa Romadhon sebagai kewajiban dan merupakan salah satu rukun Islam. Barangsiapa yang mengingkari kewajibannya maka dia telah kafir. Dan barangsiapa yang tidak berpuasa tanpa udzur meski dia mengakui kewajibannya maka dia telah berbuat dosa besar dan bisa dihukum dan wajib baginya bertaubat." (It-haf Ahlil Iman bi Durus Syahri Romadhon hal. 159-160 secara ringkas)

Fikri Abul Hasan

0 comments:

Posting Komentar