Hal yang sudah dimaklumi bersama kadar kecintaan seseorang kepada Rosulullah ﷺ bertingkat-tingkat dan berbeda-beda satu sama lain.
Bahkan saya pernah menjumpai orang yang mengaku tidak sholat lima waktu tetapi setiap tahunnya atas nama cinta selalu mengikuti peringatan maulid Nabi ﷺ.
Mencintai Rosulullah ﷺ melebihi seluruh manusia merupakan kesempurnaan iman. Namun yang perlu dicamkan di sini bahwa timbangannya bukan kita mencintai tetapi bagaimana supaya kita dicintai. Hal ini dikatakan oleh sebagian ulama:
ليس الشأن أن تحب إنما الشأن أن تحب
"Urusannya bukan engkau mencinta tetapi yang paling penting bagaimana agar engkau dicinta."
Orang boleh saja mengaku cinta tetapi pada prakteknya tidak selaras dengan apa yang dilontarkan oleh lisan.
Sebab itu, Allah menguji pengakuan manusia melalui firman-Nya:
قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم
"Katakanlah (hai Muhammad), "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu." (Ali-Imron: 31)
Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafii berkata:
هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر حتى يتبع الشرع المحمدي
"Ayat yang mulia ini menjadi hakim atas siapa saja yang mengaku mencintai Allah tetapi dia tidak berjalan di atas sunnah Nabi-Nya Muhammad ﷺ. Maka sesungguhnya dia telah berdusta dengan pengakuannya itu sampai dia benar-benar mengikuti syariatnya Nabi ﷺ." (Tafsirul Qur'anil 'Adzhim 1/340)
Ada kaidah menarik terkait cinta sebagaimana yang diketengahkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah:
المحبة هي التي تحرك
"Cinta itu sesuatu yang menggerakkan."
Maka orang yang cinta dunia akan menggerakkan dirinya untuk perkara dunia dengan mengorbankan segala-galanya. Orang yang cinta akhirat akan menggerakkan dirinya untuk berjalan menuju akhirat.
Begitupula dengan orang yang cinta Nabi ﷺ maka akan menggerakkan dirinya untuk mengikuti sunnah beliau ﷺ meski banyak orang tidak menyukainya.
Dari sini kita mengerti, orang yang mencintai Nabi ﷺ belum tentu dicintai oleh beliau ﷺ. Sedangkan orang yang dicintai Nabi ﷺ sudah pasti mencintai beliau ﷺ sesuai petunjuk syariatnya.
Fikri Abul Hasan
0 comments:
Posting Komentar